Pelita Hati: 10.08.2024 – Berkorban Demi Buah Yang Berkelimpahan

0
49 views

Sahabat pelita hati,

SALAM seroja, sehat rohani dan jasmani. Berkah Dalem.

Pelita sabda hari ini mengajarkan tentang makna sebuah pengorbanan. Intinya, pengorbanan adalah wujud nyata dari cinta tulus kepada yang dikasihinya dan Tuhan yang disembahnya. 

Yesus menggambarkannya seperti biji gandum yang harus jatuh ke tanah dan mati. Namun  kemudian bertumbuh tunas yang baru dan akan menghasilkan buah yang banyak. Inilah prasyarat utamanya, rela mati agar dapat bertumbuh dan menghasilkan buah yang berlimpah ruah. Bukan untuk diri sendiri tetapi untuk sesama. Itu sebabnya  sengsara, salib dan wafat Yesus merupakan bentuk pengorbanan diri paripurna. Akhirnya  menghasilkan keselamatan dan  hidup baru bagi manusia. 

Sahabat terkasih,

Apa pesan keutamaan dari pelita sabda ini? Rela berkorban adalah ciri hidup Yesus dan hendaknya diikuti para pengikut-Nya. Bila kita masih enggan membantu sesama  dan  meninggalkan Tuhan karena takut kehilangan jabatan, sejatinya kita sedang mengingkari inti dasar pengorbanan itu. 

Semoga kita selalu setia dan berkomitmen untuk siap berkorban  demi keselamatan dan kebahagiaan kekal nantinya. Tetap semangat dan berkah Dalem.

Jika kita tidak hati-hati,
bisa jadi kita akan kalah.
Jika biji gandum itu jatuh ke tanah dan mati,
ia akan menghasilkan banyak buah.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah DalemSt. Istata Raharjo,Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

————————————————————————————

Bacaan:

2 Kor.9:6-10

Yohanes 12:24-26

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here