Sahabat pelita hati,
KISAH dua bersaudara (Marta dan Maria) ini sungguh menarik untuk direnungkan. Keduanya memiliki watak yang berbeda, demikian juga dalam mengambil sikap, terutama ketika Yesus datang ke rumah mereka. Sejatinya tidak ada yang salah yang dilakukan Marta. Ia berusaha untuk menjadi tuan rumah yang baik dan dengan semaksimal mungkin ingin menjamu “Sang Tamu Istimewa”. Marta menyibukkan diri dengan segala urusan untuk memberikan jamuan terbaik bagi Tuhan. Sementara itu, Maria pun tidak melakukan yang salah ketika ia duduk menemani Yesus yang bertamu ke rumahnya. Maria sedang menjalankan fungsi tuan rumah yang baik dengan tidak membiarkan Tuhan sendirian. Maria dengan setia duduk mendengarkan apa yang disabdakan Tuhan. Lalu di mana pokok soalnya?
Sahabat terkasih,
Jika mau diteliti lebih jauh, ada satu sikap yang tidak “pas” dengan Marta. Ia merasa tindakannya yang paling benar sambil menyalahkan sikap yang diambil Maria. Tidak cukup di situ, Marta pun menyalahkan Tuhan karena membiarkan Maria berbuat seperti itu. Sikap dan tindakan Marta ini mengingatkan kita akan sikap orang-orang Farisi yang selalu menganggap diri benar dan menyalahkan orang lain. Dalam hal ini, Marta ada di jalan dan jalur yang sama. Inilah kesalahan mendasar yang dilakukan oleh Marta yang menggambarkan sikap tidak bijaknya. Semoga kita bisa belajar dari peristiwa ini dan mampu secara bijak memilih yang terbaik dalam kehidupan, yaitu mendengarkan Tuhan dan mengikuti kehendak-Nya. Tetap semangat dan Berkah Dalem.
Di sana ayam di sini itik, tiap pagi dinanti telurnya. Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Yun.3:1-10
Lukas 10:38-42
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”