Sahabat pelita hati,
“LALU tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak terang,” demikianlah ayat terakhir dari pelita sabda hari ini. Rasanya “frasa” ayat ini memantik kita untuk bertanya, benarkah perkataan ini menyatakan bahwa Yesus memuji sikap bendahara yang tidak jujur? Jawabnya memang “iya”, namun bukan ketidakjujurannya yang dipuji tetapi kecerdikannya dalam mengantisipasi pemecatannya dari jabatan sebagai bendahara yang sudah di depan mata, itulah yang pantas mendapatkan pujian dan penghargaan. Ia mencari cara untuk menebar dan menanam kebaikan kepada banyak orang. Singkatnya, ia menerima kenyataan akan pemberhentiannya tetapi berusaha untuk berbuat baik kepada sesama. Sekecil dan sesempit apa pun kesempatan itu ia gunakan untuk kebaikan dan membantu sesama. Sungguh luar biasa, dan inilah yang dipuji Tuhan.
Sahabat terkasih,
Semoga kita pun tidak mudah kehilangan asa jika menghadapi persoalan dan perjuangan hidup serta berusaha untuk tetap melakukan kebaikan di tengah pergulatan. Yakinlah Tuhan tidak akan mengabaikan setiap usaha kita, asal demi kebaikan. Tetaplah semangat berbuat baik selalu semangat menghadapi dan menyikapi kehidupan. Berkah Dalem.
Merdu mendayu lantunan suaranya gadis remaja berambut pirang. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya, dari pada anak-anak terang.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Rm. 15:14-21
Lukas 16:1-8
Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka. Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku? Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan. Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul. Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.