Pelita Hati: 11.02.2021 – Dari Kata-katanya, Tuhan Melihat Imannya

0
1,424 views

Bacaan: Kejadian 2:18-25, Markus 7:24-30

Seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya. Lalu Yesus berkata kepadanya: “Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Tetapi perempuan itu menjawab: “Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.” Maka kata Yesus kepada perempuan itu: “Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.” Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar. (Mrk 7:25-30)

Sahabat pelita hati,

PERJUMPAAN antara Yesus dan seorang perempuan Yunani bangsa Siro-Fenesia yang nota bene bukan bangsa Yahudi ini sungguh menggetarkan hati dan berakhir indah. Ia mengabulkan permohannya membebaskan anaknya yang kerasukan setan. Dan istimewanya, tanpa datang ke rumahnya, Yesus membebaskan anak itu daroli kuasa roh jahat. “Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu,” inilah jawaban Tuhan terhadap seorang perempuan Siro-Fenesia yang tidak kenal lelah memohon dan memohon kepada Tuhan. Dari kata–katanya Yesus dapat melihat dan merasakan kedalaman iman perempuan itu.

Sahabat terkasih,

Perempuan Siro-Fenesia berasal dari Kanaan dan berkebangsaan Yunani. Dari sudut pandang bangsa Yahudi dia termasuk orang Kafir atau non Yahudi dan tak layak menerima berkat apa pun. Dalam kisah ini diceritakan Yesus yang mengabaikan dan seakan menghina perempuan itu walau sejatinya Ia ingin mengerti lebih dalam tentang ‘iman’ dan keteguhan hati perempuan itu. Dan akhirnya Tuhan yakin berkat kata-kata perempuan itu yang terbalut dalam iman yang mendalam. Karenanya, Tuhan mengabulkannya.

Sahabat terkasih,

Marilah kita belajar pada  perempuan Siro-Fenesia ini  yang tak pernah putus asa dan tak pernah menyerah terhadap apa yang diyakini dan diimaninya. Ia tidak mundur sejengkal pun ketika menerima sindiran dan hinaan bahkan direndahkan. Semoga kita dapat meneladani sikap iman perempuan yang tegar dan pantang menyerah ini dalam menghadapi hidup sehari-hari. 

Awalnya hanya sebatas teman,
pada akhirnya menjadi pasangan.
Tegar-teguh dalam beriman,
pantang menyerah hadapi tantangan.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah Dalem Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here