Pelita Hati: 12.04.2024 – Yang Lemah dan Tak Diperhitungkan

0
55 views

Sahabat pelita hati,

SALAM seroja, sehat rohani-jasmani. Berkah Dalem.

Hari ini kita berjumpa dengan kisah Yesus menggandakan roti. Yang khas dalam kisah ini adalah disebutnya seorang anak kecil yang membawa roti jelai  sehingga terjadi mujizat penggandaan roti yang  mencukupi limaribu orang. Dari yang dianggap lemah dan tak diperhitungkan karya mujizat-Nya terjadi. Dari peristiwa ini, pesan keutamaan apa yang bisa kita renungkan?

Sahabat terkasih,

Dalam tradisi kala itu, seorang anak kecil dan kaum perempuan dikategorikan sebagai kelompok lemah, tak berdaya dan tak diperhitungkan. Jika mujizat yang begitu besar itu terjadi berkat peran seorang anak kecil yang lemah dan tak diperhitungkan berarti karya Allah itu bisa terjadi berkat orang-orang yang dikategorikan lemah dan tak diperhitungkan. Karena itu janganlah suka meremehkan atau mendegradasi orang-orang yang dianggap lemah. Bukankah karya penyelamatan dan penebusan melibatkan orang-orang yang dikategorikan lemah? Lihatlah Maria dan Elisabeth. Mereka adalah perempuan-perempuan sederhana dan lemah namun  dipilih Allah untuk menghadirkan penebus. Tuhan bisa memilih siapa saja untuk turut ambil bagian dalam karya besarnya tak terkecuali kita. Maka marilah kita selalu mensyukuri atas hidup dan panggilan kita sambil bersiap sedia untuk ‘dipakai’ Tuhan kapan saja dan di mana saja. Singkatnya, siapa pun orangnya dapat dilibatkan dalam karya penyelamatan Tuhan. Maka jangan pernah merendahkan orang apalagi yang  dianggap lemah dan tak diperhitungkan. Berkah Dalem 

Banjir rob dan jebolnya tanggul pelabuhan,
meluap hingga ke jantung kota Semarang.
Inilah mujizat penggandaan roti oleh Tuhan,
dari ima roti dan dua ikan mencukupi ribuan orang.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah DalemSt. Istata Raharjo,Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

————————————————————————————

Bacaan:

Kisah 5:34-42

Yohanes 6:1-15

Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya.  Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat.  Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya.  Jawab Filipus kepada-Nya: “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.” Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya:  “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?” Kata Yesus: “Suruhlah orang-orang itu duduk.” Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya.  Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.

Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang.” Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: “Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia.” Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri. (Yoh 6:1-15)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here