Sahabat pelita hati,
SALAM seroja, sehat rohani-jasmani. Berkah Dalem.
Mujizat Tuhan yang membangkitkan Lazarus ternyata berbuntut panjang. Peristiwa itu menjadi buah bibir yang semakin meluas. Maklumlah, Lazarus sudah dibaringkan di kubur selama empat (4) hari dan kemudian hidup lagi.
Beberapa saksi mata yang menyaksikan mukjizat itu percaya pada-Nya, tetapi yang lain tidak. Mereka yang tidak percaya bersekongkol dan mencari cara untuk membunuh-Nya. Sebuah tindakan gelap mata dan di luar nalar.
Sahabat terkasih,
Jika kita renungkan dengan seksama, memang tantangan yang dihadapi Tuhan silih berganti. Betapa berat beban yang dihadapi Tuhan menjelang Ia mengakhiri karya-Nya. Tuhan banyak dicela dan dicari-cari kesalahannya. Betapa berat pikiran dan perasaan yang membebani batin-Nya hingga berujung pada kematian-Nya.
Ia tahu apa yang akan terjadi dan dialami. Namun Tuhan tak bergeming. Ia tak menolak dan menghindar. Semua peristiwa dihadapi-Nya dengan tenang. Tekad dan kehendak-Nya makin kuat. Komitmen untuk setia pada kehendak Bapa pun semakin kokoh. Inilah teladan indah dari Tuhan yang pantas kita perjuangkan di masa kini.
Sahabat terkasih,
Apakah kita juga setia terhadap beragam tantangan dan kehidupan? Atau kita mudah putus asa dan menyerah? Semoga pelita sabda hari ini meneguhkan kita agar makin setia dalam menghayati iman. Tak mundur terhadap segala tantangan kehidupan. Kita persiapkan hati untuk memasuki pekan suci esok, saat mengenangkan sengsara Tuhan dalam ibadah Minggu Palma. Berkah Dalem.
Manis segar buah pepaya,
beli di pasar Gondangdia.
Karena makin banyak orang yang percaya,
para petinggi agama bersepakat membunuh Dia
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Yehezkiel 37:21-28
Yohanes 11:45-56
Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya. Tetapi ada yang pergi kepada orang-orang Farisi dan menceriterakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu. Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: “Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat. Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita.” Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: “Kamu tidak tahu apa-apa, dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.” Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai. Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia. Karena itu Yesus tidak tampil lagi di muka umum di antara orang-orang Yahudi, Ia berangkat dari situ ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang bernama Efraim, dan di situ Ia tinggal bersama-sama murid-murid-Nya. Pada waktu itu hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat dan banyak orang dari negeri itu berangkat ke Yerusalem untuk menyucikan diri sebelum Paskah itu. Mereka mencari Yesus dan sambil berdiri di dalam Bait Allah, mereka berkata seorang kepada yang lain: “Bagaimana pendapatmu? Akan datang jugakah Ia ke pesta?” (Yoh.11:45-56)