Pelita Hati: 13.03.2023 – Melawan Amarah

0
707 views

Sahabat pelita kasih,

PELITA sabda hari ini melanjutkan kisah Yesus yang ditolak di Nazaret (Luk.4:16-30).  Jika membaca kisah ini secara utuh kita berkesimpulan bahwa orang-orang Nazaret tidak secara jernih menggunakan akal pikirannya. Mereka secara dangkal menilai seseorang dan secara dangkal pula serta gegabah mengambil keputusan di luar nalar. Mereka menghalau Yesus hingga ke tebing gunung dan bahkan akan melemparkannya. Sebuah tindakan di luar nalar dan penuh amarah. Tak hanya mengusir tetapi ingin mencederai bahkan ingin membinasakan-Nya. Apakah Yesus melakukan kejahatan? Apakah Yesus mengancam keberadaan mereka? Sama sekali tidak. Bukankah Yesus adalah orang sekampungnya? Yesus hanya mengingatkan orang-orang Nazareth yang cenderung menghargai orang bukan dari kualitas atau mutu pribadinya tetapi dari mana orang berasal, apa latar belakangnya dan siapa sanak saudaranya. 

Sahabat terkasih,

Dari pelita sabda ini kita diingatkan agar menilai seseorang atas dasar mutu kualitas pribadinya, bukan asal-usulnya.  Kita juga disadarkan perlunya menggunakan akal pikiran yang jernih dan tidak memilih cara-kekerasan dalam  menyelesaikan persoalan. Di masa prapaskah ini kita belajar  mengendalikan hati dan tidak mengumbar emosi serta kebencian seperti dipentaskan oleh orang-orang Nasaret. Kebijakan dan kejernihan hati harus mendasari setiap keputusan kita. Tetap semangat dan berkah Dalem.

Pagi hari terlihat cerah,
ufuk timur mulai memerah.
Mari merunduk dan berserah,
berkat Tuhan melimpah ruah.
Memang muda usianya,
namun membanggakan prestasinya.
Kata Yesus kepada murid-murid-Nya,
tak ada nabi yang dihormati di tempat asalnya.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah DalemSt. Istata Raharjo,Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

————————————————————————————

Bacaan:

2 Raja-Raja 5:1-15

Lukas 4:24-30

Dan kata-Nya lagi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu.” Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi. (Lukas 4:24-30)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here