Bacaan: Maleakhi 2:1-2a, 2 Tesalonika 3:7-12, Lukas 21:5-19
Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku. Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.” (Luk. 21:12.14-15.19)
Sahabat pelita hati,
PENDERITAAN dan penganiayaan merupakan cerita nyata yang tersurat dalam sejarah gereja di masa lampau. Benarlah sabda Tuhan hari ini bahwa di dalam penganiayaan dan penderitaan bisa menjadi kesempatan orang beriman untuk bersaksi, tentu jika orang dengan setia bertahan. Itulah yang dilakukan oleh para martir di zaman dahulu. Walau mereka harus mengalami siksaan yang berujung pada kematian mereka tetap bertahan hingga pada akhirnya. Ada beragam cerita dan cara: dibakar, dipenggal kepalanya, dilempari batu, dijadikan mangsa binatang buas, dan lain sebagainya. Memang para martir kehilangan nyawa tetapi sejatinya memperoleh hidup, yaitu hidup abadi, hidup mulia. Bukankah itulah tujuan akhir dari peziarahan manusia?
Sahabat terkasih,
Tuhan menutup sabda-Nya dengan pesan yang meneguhkan, “Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.” Atau dalam Injil yang lainnya dikatakan, “Barangsiapa bertahan hingga pada kesudahannya akan selamat”. Pesan pokoknya sama, yaitu Tuhan menuntut agar kita setia. Tuhan tak menuntut apa-apa dari kita kecuali taat dan setia. Ketaatan dan kesetiaan yang sama juga menjadi komitmen Yesus dalam melaksanakan tugas perutusan-Nya. Kesetiaan-Nya melaksanakan tugas perutusan dan penebusan itu membanya kepada salib dan kematian, namun pada akhirnya Ia dibenarkann oleh Allah. Ia dibangkitkan dan dimuliakan. Semoga pelita sabda hari ini mendorong kita untuk semakin setia dalam jalan dan panggilan masing-masih, baik yang hidup dalam bangunan keluarga atau yang menanggapi panggilan khusus sebagai rohaniwan, biarawan maupun biarawati. Dengan caranya masing-masing harus mengutamakan kesetiaan di atas segalanya, sambil percaya bahwa Tuhan akan menyempurnakan usaha-usaha kita. Setialah hingga pada akhirnya.
Setangkai mawar merah, mulai mekar di taman indah. Tak boleh kita menyerah, tegar teguh sambil berpasrah.
Agar sehat tubuh dan badan, rajin-rajinlah minum jamu. Jikalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem**Rm.Istata
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)