Bacaan Matius 5:20-26
Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. (Mat.5:20-24)
Sahabat pelita hati,
TUHAN sedang mengajarkan kepada kita bagaimana membangun sikap hati yang pantas atau disposisi batin yang layak. Inilah syarat utama untuk mengabdi Tuhan. Yang dibutuhkan adalah kebersihan hati bukan kemewahan duniawi. Kalau dalam hati kita masih tersimpan rasa dendam, dan permusuhan sudah barang tentu akan menjadi penghalang relasi kita dengan Tuhan.
Sahabat terkasih,
Karenanya pertama-tama harus membersihkan hati dan memantaskan hati terlebih dahulu baru kemudian melakukan ibadah dan puji-pujian kepada Tuhan. Dengan demikian ibadah bukan sekedar menjadi upacara formalitas belaka tetapi sebuah pujian yang berasal dari hati yang pantas dan layak. Apa gunanya kita beribadah jika kita masih menyimpan dendam kepada sesama? Apa gunanya kita berdoa jika hati kita menaruh benci dan dendam kepada sesama? Tuhan meminta agar kita berdamai dahulu. Berdamai dengan hati kita dan berdamai dengan sesama. Jika demikian maka ibadah kita menjadi ibadah yang sejati bukan pura-pura karena kita melibatkan hati yang terdalam.
Sahabat terkasih,
Orang yang berkenan di hati Tuhan adalah yang rajin menjalankan hidup ibadah tetapi sekaligus memiliki yang mengasihi, tak membenci dan peduli terhadap sesama, terutama yang lemah dan menderita. Semoga kita mampu mengusahakan dan memperjuangkannya.
Lebih baik sakit gigi,
daripada sakit hati.
Janganlah iri dan dengki,
hiduplah dengan tulus hati.
dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)