Sahabat pelita hati,
SALAM seroja, sehat rohani dan jasmani. Berkah Dalem.
Pelita sabda hari ini mengajarkan tentang paradoks keselamatan, yakni: “yang mempertahankan nyawa akan kehilangan nyawa dan yang kehilangan nyawa akan memperolehnya” (ay.39).
Kehilangan nyawa berarti berani berserah diri secara total kepada Tuhan. Berani mempertaruhkan seluruh hidup kita bagi Tuhan. Dengan kata lain, berani melupakan diri: kebanggaan diri, kepuasan diri maupun kesenangan yang selama ini dinikmati. Bukankah sikap seperti ini yang diteladankan Yesus kepada kita? Ia rela kehilangan harga diri-Nya demi penebusan dosa manusia. Ia rela direndahkan, dihina, disiksa dan akhirnya disalib. Jadi, melupakan diri berarti membiarkan kehendak Allah menjadi yang utama di dalam hidup kita.
Selanjutnya, kehendak Allah itu harus dilaksanakan dalam hidup sehari-hari. Berani berkorban untuk Tuhan, mempertahuhkan hidup bagi-Nya dan bersatu dengan-Nya. Inilah yang dimaksud dengan “kehilangan nyawa” namun menemukan Tuhan. Penggambaran paling jelas kita temukan dalam ilustrasi jika biji gandum tidak kehilangan dirinya alias mati, ia tidak akan pernah tumbuh menjadi sebatang pohon gandum. BIji gandum mendapatkan kehidupan yang baru justru kalau dia membelah diri terlebih dahulu dan hancur di dalam tanah.
Sahabat terkasih,
Marilah kita mempertaruhkan dan mempersembahkan hidup kita pada Tuhan dengan sepenuh hati. Ketika kita menjalani hidup dan tanggungjawab dengan totalitas hati, sejatinya kita sedang menaruhkan harapan kita kepada-Nya. Tetap.semangat dan berkah Dalem.
Ke pasar buah membeli duku,
duku Palembang manis rasanya.
Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku,
ia akan memperolehnya.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Yesaya 1:11-17
Matius 10:34-11:1
“Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.” Setelah Yesus selesai berpesan kepada kedua belas murid-Nya, pergilah Ia dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka. (Mat10:38-11:1)