Pelita Hati: 16.02.2020 – Menggenapi Iman

0
626 views

Bacaan Matius 5:17-37

Sahabat pelita hati, 

PELITA sabda hari berkisah tentang kotbah Yesus di bukit. Kini Ia mengajarkan tentang  penghayatan Hukum Taurat yang benar. Ada beberapa butir permenungan yang dapat kita renungkan:

  1. “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.” (ay. 17). Tuhan menegaskan bahwa Ia tidak ingin meniadakan ajaran  dalam Taurat, tetapi menggenapinya. Apa yang harus digenapi? Cara menghayati aturan dan tuntutan dalam hidup beragama. Yesus tidak ingin murid-murid-Nya menjalani hidup keagamaan hanya demi formalitas belaka atau demi aturan tetapi harus bersumber pada hati dan diwujudkan dalam hidup sehari-hari. Maka kita harus belajar beriman secara benar alias menghayati iman  dengan setia sekaligus mewujudnyatakannya dalam perhatian kepada sesama terutama yang menderita. Jika demikian kita pun telah menggenapi ajaran iman itu dengan ragam macam tindakan kebaikan.
  2. Tuhan juga mewartakan bahwa sikap batin atau disposisi hati merupakan faktor utama dalam relasi manusia dengan Tuhan. Yang dibutuhkan adalah kebersihan hati bukan kemewahan duniawi. Kalau dalam hati kita masih tersimpan rasa dendam, dan permusuhan sudah barang tentu akan menjadi penghalang relasi kita dengan Tuhan. Orang yang berkenan di hati Tuhan adalah yang rajin menjalankan hidup ibadah tetapi sekaligus peduli terhadap derita sesama. 
  3. Tuhan menyampaikan pengajaran dengan kata-kata yang keras  “Mencungkil mata” dan “memenggal tangan”, apa maksudnya? Pesan utama dari  sabda ini adalah agar kita berhati-hati dalam menggunakan mata dan tangan karena dosa bisa bermula dari tangan dan mata. Lebih dari itu sejatinya Tuhan ingin mengajarkan perlunya mengadakan perubahan hati karena segala tindakan kita sejatinya bersumber dari hati. Bila hati kita baik maka akan menimbulkan perbuatan baik, sebaliknya bila hati jahat maka kejahatanlah yang akan nampak dalam perbuatan.  Jadi, sebenarnya “memotong tangan” atau “mencungkil mata” tidak akan dapat mengubah tabiat berdosa seseorang apabila hatinya belum berubah. Dengan demikian Tuhan tidak memerintahkan untuk mencungkil mata atau memenggal tangan secara hurufiah namun  mengajak kita untuk menjaga tingkah laku  sehingga terhindar dari perbuatan dosa. 

Sahabat terkasih,

Semoga pelita sabda hari ini menjadikan kita makin beriman dan  dapat mewujudkan  dalam hidup sehari-hari. Selamat hari Minggu.

Dari Monas ke Taman Mini,
berdua dengan kekasih hati.
Doakanlah kami yang berdosa ini,
sekarang hingga waktu kami mati.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem, Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here