Bacaan: Kel. 11:10–12:14;Matius 12:1-8
Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: “Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.” Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” (Mat 12:1-2.7-8)
Sahabat pelita hati,
TENTANG “Hukum Sabat” menjadi salah satu topik utama yang selalu didengung-dengungkan oleh orang Farisi dan ahli Taurat. Karenanya, jika kita membaca kisah Injil Tuhan, kita selalu berjumpa dengan orang-orang Farisi dan ahli Taurat yang selalu mendasarkan hidupnya pada aturan yang terumus dalam hukum Taurat, salah satunya adalah hukum Sabat. Seakan hidup dikendalikan dan diatur oleh hukum Taurat dengan beragam ketentuan yang mengikat. Inilah yang oleh Yesus disebut sebagai pengabdi hukum. Memang hukum dan aturan itu sangat perlu bagi kehidupan. Namun harus diingat bahwa hukum dan aturan adalah patokan atau tuntunan yang harus tetap disesuaikan dengan situasi dan kondisi alias aturan itu bersifat kontekstual, tidak beku, kaku dan mati. Hukum tidak dimaksudkan untuk menghukum, tetapi untuk mengatur kehidupan yang lebih baik. Belas kasih Allah itu lebih dari pada hukum, keadilan, bahkan persembahan.
Sahabat pelita hati,
Pelita Sabda hari ini juga mengingatkan kita bahwa menghayati iman atau hidup beragama harus bersumber pada hati bukan karena aturan atau kewajiban dan tuntutan dari luar. Beriman bukan sekedar menjalankan aturan yang bersifat formal namun merupakan ungkapan hati terdalam kita kepada Tuhan. Itulah yang dimaksudkan oleh Tuhan dengan “yang Kukehendaki bukan persembahan tetapi belas kasihan”. Semoga kita sungguh menghidupi iman kita dengan sepenuh hati dan segenap jiwa bukan karena takut pada aturan atau hukum yang menghukum. Berkah Dalem.
Di sini hujan di sana hujan, di tengah-tengahnya mendung berkabut awan. Tuhan menghendaki belaskasihan, bukan persembahan.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem Rm.Istata
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)