Sahabat pelita hati,
PELITA sabda hari ini mengingatkan kita bahwa sumber dari sikap hidup dan tutur kata adalah hati nurani kita. Dari hati itulah terpantul ucapan, sikap dan tindak tanduk dalam hidup sehari. Maka menjaga dan mengelola hati menjadi penting bahkan teramat sangat penting. Yesus mengibaratkan seperti pohon dan buah. Pohon yang baik sudah pasti menghasilkan buah yang baik pula. Pertanyaannya bagaimana mengasah hati agar selalu memantulkan hal-hal dan perbuatan yang baik? Mendekatkan diri pada sabda keutamaan Tuhan menjadi sarana yang dapat menerangi hati atau menjadi pelita hati. Jika demikian kita akan memiliki perbendaharaan hati.yang.baik.
Sahabat terkasih,
Semoga Pelita Sabda yang kita baca dan kita renungkan setiap hari sungguh menjadi pelita yang menerangi hati sehingga hidup kita sungguh dikendalikan dan diarahkan oleh hati yang suci dan murni, tak dikotori oleh niatan-niatan buruk apalagi jahat. Jika hidup kita menampilkan sikap hidup yang baik tentunya akan menjadi berkah bagi sesama kita. Inilah buah dari perbendaharaan hati yang baik. Semoga mulut kita selalu melafalkan dan memancarkan kebaikan yang dari hati kita. Berkah Dalem
Siang hari cuaca panas terik. sore hari hujan.sangat lebat, Orang baik mengeluarkan perbendaharaan hati yang baik. orang jahat mengeluarkan perbendaharaan hati jahat.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
1Tim. 1:15-17
Lukas 6:43-49
“Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.” “Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan? Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya — Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan —, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun. Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya.”(Luk. 6:43-49)