Sahabat Pelita Hati,
SALAM seroja, sehat rohani dan jasmani. Berkah Dalem.
Pelita sabda hari ini masih menampilkan sikap dan tabiat para Farisi yang suka mengamat-amati Yesus untuk mencari dan menemukan kesalahan agar dapat mempersalahkan-Nya. Sebuah model atau cara hidup yang jauh dari prinsip kekristenan yang mengedepankan kasih, kelembutan dan kerendahan hati. Namun kini Tuhan tidak berdiam diri. Ia dengan tegas menantang mereka dengan pertanyaan dan pernyataan yang amat tegas dan orang-orang Farisi tak mampu menjawabnya. “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?”
Sahabat terkasih,
Tuhan tak menginginkan kita menjadi generasi Farisi di zaman ini yang selalu menyimpan rasa iri, dengki dan selalu ingin menjatuhkan sesama terutama yang dianggap saingannya. Inilah yang oleh Tuhan disebut sebagai kedegilan alias kedunguan karena tidak mampu menangkap karya kasih dan kebaikan Tuhan. Sebaliknya, kita diajak untuk berlomba mempraktekkan hidup dalam kebaikan dan kerendahan hati. Menolong dan peduli kepada sesama adalah panggilan setiap pengikut Tuhan. Daripada kita mencari-cari kelemahan orang lain jauh lebih baik jika kita menunjukkan usaha baik untuk membantu dan meringankan beban sesama. Bukankah hal itu yang dilakukan oleh Tuhan dalam karya pewartaan-Nya? Semoga kita sungguh mampu menjauhkan diri dari tabiat para Farisi dan mendekatkan pada sikap hati yang penuh kasih terhadap sesama. Berbuat baik bukan jahat, menyelamatkan nyawa bukan membunuhnya. Berkah Dalem.
Boleh dekat asal jangan lekat, menjaga jarak tanpa memusuhinya. Kata-Nya: Berbuat baik atau berbuat jahat? menyelamatkan nyawa atau membunuhnya?
Para Capres saling berdebat, untuk meyakinkan seluruh rakyat. Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat?
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
1Sam.17:32-33.37.40-51
Markus 3:1-6
Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: “Mari, berdirilah di tengah!” Kemudian kata-Nya kepada mereka: “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” Tetapi mereka itu diam saja. Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: “Ulurkanlah tanganmu!” Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia. (Mrk 3:1-6)