Bacaan: 2Kor. 11: 1-11, Matius 6:7-15
Dan dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. (Mat.6:7-8)
Sahabat pelita hati,
MENGAPA Tuhan mengajarkan “Doa Bapa Kami?” Ini dilatarbelakangi oleh kebiasaan orang-orang kristen (kala itu) yang berdoa dengan kata-kata yang panjang dan bertele-tele, seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah. Harus diingat, asal-usul orang kristen terdiri dari kelompok, yakni (1) orang-orang yang semula beragama Yahudi kemudian menjadi Kristen Yahudi dan (2) orang-orang non Yahudi atau orang kafir yang kemudian menjadi kristen. Kelompok kedua ini berasal dari orang-orang Yunani yang semula menyembah dewa-dewi. Konon, mereka terbiasa berdoa kepada Dewa-Dewi dan harus mengunakan kata-kata yang panjang. Sedapat mungkin kata-katanya menarik dan diucapkan secara keras untuk merayu atau terkadang untuk membangunkan Dewa-dewi yang tidur. Nah, ketika mereka sudah menjadi kristen, kebiasaan dan cara berdoa seperti ini masih dibawa serta. Karenanya, Tuhan mengingatkan para murid agar berdoa dengan kata-kata yang singkat dan padat sebab Tuhan tahu apa yang menjadi isi hati mereka.
Sahabat terkasih,
Semoga kita mampu menghayati doa Bapa Kami yang singkat namun lengkap sambil tetap selalu menyandarkan hati kepada Dia, Bapa dan pelindung kita.
Setiap pagi berolah raga, janganlah lupa minum jamu. Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem Rm.Istata
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)