Bacaan: Kel. 12:37- 42; Matius 12:14-21
Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk membunuh Dia. Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka lalu menyingkir dari sana. Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: “Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa.” (Mat.12:14-18)
Sahabat pelita hati,
PELITA sabda hari ini mengisahkan orang-orang Farisi yang hendak membunuh Yesus karena penampilan-Nya semakin menarik banyak orang. Sebagai kelompok sosial yang terbesar, orang-orang Farisi semakin kehilangan pengikut semenjak tampilnya Yesus dengan beragam pengajaran dan mujizat. Karenanya mereka berusaha menyingkirkan Yesus dengan segala cara. Tuhan sadar atas reaksi orang-orang Farisi dan sekutunya namun tak hendak berkonfrontasi atau beradu aegumen. Tuhan memilih untuk menyingkir agar iri hati para pembenci tidak semakin merajalela. Bahkan kepada orang-orang yang mengalami penyembuhan Tuhan Yesus melarang menyebarluaskan berita tentang kesembuhan mereka. Inilah sebentuk keutamaan yang diteladankan Tuhan, tidak sombong dan pongah sebaliknya sangat rendah hati.
Sahabat terkasih,
Inilah gambaran nyata bahwa Yesus adalah Hamba Tuhan yang tidak memikirkan kepentingan diri-Nya sendiri. Seorang hamba Tuhan yg benar adalah selalu menyenangkan hati Allah tentu saja melalui pelayanan kepada sesama, terutama yang menderita. Seorang hamba Tuhan juga pemberi pengharapan bagi sesama. Sebagaimana Yesus memberi pengharapan bagi banyak orang melalui karya kasih-Nya, demikian juga kita pun wajib untuk memberi harapan bagi orang yang dirundung duka derita: Yang sakit disembuhkan bahkan yang mati dibangkitkan. Semoga hidup kita pun dapat memberi harapan, baik kepada keluarga, sesama atau siapa pun yang kita layani. Jadilah hamba-hamba Tuhan yang bermakna dan berdayaguna bagi sesama. Berkah Dalem.
Asam di Gunung garam di lautan, bertemu dalam belanga masakan. Jadilah hamba-hamba Tuhan, menabur kasih dan kebaikan.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem Rm.Istata
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)