Sahabat pelita hati,
PELITA sabda hari ini mengajarkan tentang paradoks keselamatan. “yang mempertahankan nyawa akan kehilangan nyawa dan yang kehilangan nyawa akan memperolehnya” (ay.39). Bagaimana sabda ini harus dipahami? “Kehilangan nyawa” berarti berani berserah diri secara total kepada Tuhan dan mempertaruhkan seluruh hidup bagi Tuhan Tuhan. Ini berarti juga kita harus berani melupakan diri, artinya melupakan kebanggaan diri, kepuasan diri maupun kesenangan yang selama ini kita nikmati. Sikap inilah yang diteladankan Yesus kepada kita. Ia rela kehilangan harga diri-Nya demi penebusan dosa manusia, Ia rela direndahkan, dihina, disiksa dan akhirnya disalib. Jadi melupakan diri berarti membiarkan kehendak Allah menjadi yang utama di dalam hidup kita.
Sahabat terkasih,
Marilah mempertaruhkan hidup kita pada Tuhan dengan sepenuh hati. Ketika kita menjalani hidup dan tanggungjawab dengan sepenuh hati sejatinya kita sedang menaruhkan harapan kita pada Tuhan. Tuhan menjanjikan upah itu di kelak kemudian, yakni hidup dalam kebersamaan dengan-Nya. Maka jangan takut untuk “kehilangan nyawa dan kehilangan nama” demi Tuhan karena kita akan memperolehnya. Percayalah saja. Berkah Dalem.
Indonesia tanah airku, Indonesia tanah tumpah darahku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Kel. 1:8-14,22;
Matius 10:34-11:1
“Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.” Setelah Yesus selesai berpesan kepada kedua belas murid-Nya, pergilah Ia dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka. (Mat10:34-11:1)