Bacaan Lukas 19:1-10
Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: “Ia menumpang di rumah orang berdosa.” Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” (Luk.19:1.5-10)
Sahabat pelita hati,
QUAERERE et Salvum Facere (Mencari dan Menyelamatkan) adalah motto pentahbisan Uskup Agung Semarang, Mgr.Robertus Rubiyatmaka. Motto ini diambil dari kisah perjumpaan Yesus dengan Zakeus yang berujung pada tindakan pertobatan dan penyelamatan. Zakheus adalah seorang kepala pemungut cukai, termasuk orang yang memiliki kedudukan, kekayaan, dan kuasa khususnya dalam hal memungut pajak. Namun ia menjadi musuh masyarakat Yahudi dan menganggapnya sebagai “orang berdosa”. Mengapa? Ia bekerjasama dengan penjajah dan memungut pajak kepada rakyat melebihi yang seharusnya.
Sahabat terkasih,
Entah apa dan siapa yang mendorongnya, Zakeus ingin melihat Tuhan Yesus. Karena tubuhnya yang amat pendek, ia kesulitan melihat Yesus. Namun karena kuatnya dorongan hati untuk berjumpa Tuhan maka ia pun nekad memanjat pohon ara. Rupanya usahanya tidak sia-sia. Tuhan yang melihat Zaekus di atas pohon menyapanya dan berkehendak singgah ke rumahnya. Zakheus segera turun dan membawa Tuhan Yesus ke rumahnya. Bukan hanya pintu rumah yang dibuka Zakheus bagi Tuhan, tetapi juga pintu hatinya. Singkat cerita, perjumpaan itu membawa pertobatan. Zakeus pun memberikan separuh harta kekayaannya dan mengembalikan empat kali lipat pungutan pajak kepada orang-orang yang dirugikannya.
Sahabat terkasih,
Zakeus rela melakukan apapun asal dapat berjumpa dengan Tuhan. Ia tak malu melakukan tindakan konyol yakni memanjat pohon. Alhasil tindakannya berbuah keselamatan. Apakah kita rela melakukan apa pun demi Tuhan dan demi keselamatan? Semoga kita mampu meneladani Zakeus dalam meraih keselamatan dan penyelamatan.
Hati-hati di musim penghujan, kesehatan harus diutamakan. Sungguh besar karya Tuhan, yang bertobat diselamatkan.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)