Bacaan Markus 8:11-13
Lalu muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari sorga. Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: “Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda.” Ia meninggalkan mereka; Ia naik pula ke perahu dan bertolak ke seberang.
Sahabat pelita hati,
HARI ini kita berjumpa dengan orang-orang Farisi yang menjumpai Yesus dan meminta tanda dari sorga. Namun Tuhan tidak meladeni bahkan menolak. Mengapa? Setidaknya ada tiga (3) alasan.
Pertama, Tuhan tak akan pernah membuat tanda atau melakukan mujizat demi pembuktian atau untuk menunjukkan kemampuan dan kuasa-Nya. Kita masih ingat kisah Yesus dicobai di padang gurun: mengubah batu menjadi roti dan terjun dari bubungan bait Allah. Semua ditolak oleh Tuhan dengan jawaban tegas “Jangan engkau mencobai Tuhan Allah-Mu”. Mujizat-Nya selalu dikerjakan untuk menanggapi permohonan orang dengan penuh iman. Kedua, Orang-orang Farisi meminta tanda mujizat bukan karena percaya atau karena iman tetapi karena ingin mencobai Tuhan. Inilah letak kesombongan mereka. Tuhan hanya berkenan kepada orang-orang yang rendah hati dan menyandarkan harapan imannya kepada Tuhan. Janganlah mencobai (3) Di atas semuanya itu, Yesus sendirilah sejatinya tanda agung yang datang dari surga. Ia adalah Sang Firman yang menjadi manusia, Dia adalah Sabda yang menjadi daging. Beragam karya penyembuhan dan pengusiran setan yang Ia lakukan adalah tanda nyata karya agung Tuhan.
Sahabat terkasih,
Apakah Tuhan masih melakukan karya mujizat dan tanda-tanda-Nya sekarang ini? Ya, bahkan mujizat-Nya terjadi setiap hari. Setiap kita bangun pagi dan masih dapat menghirup nafas kehidupan, di situlah Tuhan memberikan tanda mujizat-Nya. Nafas dan hidup adalah karya pemberian Tuhan. Karenanya sudah sewajibnya kita lambungkan doa syukur dan terima kasih kepada Tuhan di setiap awal hari. Inilah tanda nyata bila kita sungguh beriman. Semoga kita tidak mencobai Tuhan sebagaimana dipraktekkan oleh orang Farisi tetapi selalu bersyukur karena masih diberi karunia hidup hingga sekarang ini. Sekali lagi, inilah tanda nyata mujizat agung-Nya.
Demi sang pujaan hati,
kering lautan pun sanggup dinanti.
Tuhan benci pada yang congkak hati,
mencintai yang hidup rendah hati.
dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)