Bacaan: Kej.37:3-4,12-13a,17b-28, Matius 21:33-43.45-46
Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Kata Yesus kepada mereka: “Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu. (Mat. 21:42-43)
Sahabat pelita hati,
PELITA sabda hari ini berkisah “Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur”. Kisah ini ingin menegaskan kebaikan Allah di satu pihak dan di sisi lain sikap serakah manusia yang tidak tahu berterima kasih. Mereka menghalalkan segala cara untuk merampas kebun anggur sang Tuan. Inilah cerminan sikap orang-orang Yahudi yang nantinya dengan segala cara menyingkirkan Tuhan hingga di kayu penyaliban. Sebuah sikap dan tabiat yang menghalalkan segala cara demi ambisi manusiawinya. Walau akhirnya Tuhan mengatakan “batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan akan menjadi batu penjuru”. Yesus adalah Sang Batu Penjuru dan pendasar iman.
Sahabat terkasih,
Pelita sabda ini mengajak kita untuk bertanya sejauh mana kita menghayati hidup dan cara beriman kita? Apakah kita juga memiliki kecenderungan seperti imam-imam kepala dan orang-orang Farisi yang menggunakan segala cara demi memenuhi ambisi pribadi kita? Apakah kita juga membiarkan sikap serakah itu menguasai hidup kita? Semoga di masa prapaskah ini kita dapat hidup pasrah dan merendah. Mengendalikan hati agar tak mengobral ambisi pribadi. Siap memperbaharui diri menjadi pribadi yang tekun dan tahan uji sehingga kita pun bisa menjadi batu-batu penjuru kecil di masa kini. Berkah Dalem.
Menikmati indahnya pemandangan, hutan buatan pohon Gaharu. Batu yang dibuang oleh tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem**Rm.IstataKredit foto: Ilustrasi (Ist)