Bacaan: Hak. 9:6-15, Matius 20:1-16a
Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.” (Mat. 20:13-16)
Sahabat pelita hati,
PERUMPAMAAN tentang “orang-orang upahan di kebun anggur” ini bisa menjadi pelita yang menuntun kita menuju pada sikap rendah hati dan tak iri hati. Persoalan yang diangkat adalah para pekerja yang datang terdahulu (sejak pagi) ternyata upahnya sama besar (satu dinar) dengan yang datang belakangan, bahkan hanya bekerja satu jam. Sang pemilik kebun anggur pun dinilai berlaku tidak adil. Namun jika kita baca dengan seksama ternyata si pemilik kebun anggur tidak melakukan kesalahan apa pun. Kesepakatannya adalah para pekerja mendapatkan upah satu (1) dinar sehari dan itu telah diterima sesuai haknya oleh orang upahan yang bekerja seharian. Jika akhirnya yang datang terakhir dan hanya bekerja satu jam mendapat upah satu dinar ini semata-mata karena kebaikan dan kemurahan hati sang pemilik kebun anggur. Maka pertanyaan si pemilik kebun (Tuhan) menjadi pertanyaan reflektif untuk kita semua, “atau iri hatikah engkau karena Aku murah hati?”
Sahabat terkasih,
Sikap para pekerja yang iri hati ini bisa menjadi cermin dari sikap kita. Terkadang kita pun sering bersikap sama seperti para pekerja yang mudah iri terhadap orang lain yang lebih berhasil dalam karir maupun mendapat kemudahan dalam hidup. Janganlah kita sibuk memikirkan keberhasilan orang lain apalagi dibarengi dengan iri hati. Fokuskan pada diri untuk terus berusaha mencapai yang terbaik dalam hidup dan mengabdi Tuhan. Tuhan akan berkenan kepada orang yang hidup dengan ketekunan dan kesungguhan. Jauhkan sikap iri dan arahkan pada sikap hati yang terbuka terhadap karya Tuhan. Yang dibutuhkan dari kita adalah sikap menengadah dan berpasrah terhadap kehendak-Nya. Percayalah, Ia akan melimpahkan rahmat pada saat yang tepat. Salam sehat dan terap semangat untuk menjadi berkat.
Tampan dan cantik pramugara dan pramugari, murah senyum menarik hati. Jauhi sikap dengki dan iri, hiduplah dalam kerendahan hati.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem**Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)