Bacaan: 2 Samuel 7:4-5a.12-14a.16, Roma 4:13.16-18.22, Matius 1:16.18-21.24
Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. (Mat. 1:19-20,24a)
Sahabat pelita hati,
SETIAP kali tanggal 19 Maret, Gereja merayakan Hari Raya Santo Yusuf, suami Santa Perawan Maria. Gereja merasa perlu menjadikannya sebagai “Hari Raya” bukan sekedar “Pesta” apalagi “Peringatan”, karena bapa Yusuf yang amat penting dalam menghadirkan Sang Juru Selamat ke dunia. Ia diyakini sebaga “Bapa Penjaga Keluarga” karena sederet keutamaan hidupnya yang layak dan harus diteladani oleh para bapak keluarga atau siapa pun kita. Setidaknya ada tiga (3) keutamaan yang pantas kita renungkan dari Bapa Yosef yakni: sederhana/tulus; rendah hati; dan suci.
Sahabat terkasih,
(1) Kesederhanaan dan ketulusan hati bapa Yosef nampak dari sikapnya yang tidak mau mencemarkan Maria tunangannya yang didapatinya telah mengandung. Peristiwa yang pasti menghancurkan hatinya. Anda bisa membayangkan jika peristiwa ini menimpa diri Anda. Namun bapa Yosef dengan niat hati yang tulus ingin menceraikan secara diam-diam alias tidak ingin mempermalukan Maria jika harus membawa ke pengadilan atau ruang publik, sekalipun hal itu dapat dilakukan secara hukum.
(2) Kerendahan hati bapa Yusef ditampakkan dengan menerima dan mengambil Maria sebagai isterinya seturut petunjuk Tuhan. Bahkan nantinya Yusuf mengikuti kehendak Tuhan untuk memberi nama “Yesus” sesuai yang sudah ditentukan Tuhan.
(3) Kesucian hati bapa Yusuf tergambar pada sikapnya yang ikut menjaga kesucian Maria hingga melahirkan puteranya. “Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.” (Mat. 1:24b-25)
Sahabat terkasih,
Itulah karakter bapa Yusuf yang sering dijuluki sebagai “Penjaga Keluarga”, alias tetap mempertahankan keluarga dalam situasi apa pun melalui ketulusannya, kerendahan hatinya, ketaatannya dan kesuciannya. Semoga kita mampu meneladan keutamaan bapa Yusuf agar hidup kita dapat menjadi berkah dan membawa kegembiraan bagi keluarga dan sesama.
Setangkai kuntum melati, mekar indah di Taman Hati. Santo Yosef Sang Tulus hati, mampukan kami hidup rendah hati.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem Rm.Istata
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)