Pelita Hati: 19.09.2021 – Yang Ingin Terdahulu Rela Menjadi Yang Terakhir

0
829 views

Bacaan: Keb. 2:12,17-20, Yak. 3:16–4:3, Markus 9:30-37

Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: “Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?” Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.”  Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: “Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku.” (Mrk. 9:33-37)

Sahabat pelita hati,

PELITA sabda hari ini sarat dengan ajaran dan pesan keutamaan kepada para murid yang sedang mempertengkarkan kedudukan di antara mereka. Di tengah perjalanan Yesus memberitahukan penderitaan, salib dan kematian yang akan dialami untuk kedua kalinya. Namun sekali lagi  mereka justru  memperdebatkan tentang siapa yang terbesar di antara mereka. Mereka justrus berdebat tentang siapa yang paling berkuasa.

Sahabat tekasih,

Beberapa penafsir memaknai sikap para murid ini sebagai murid yang gagal, tak mampu menangkap isi pewartaan Sang Guru. Karenanya dengan amat tegas Yesus menyatakan pesannya: jika ingin menjadi besar harus rela menjadi pelayan. Pemimpin adalah pelayan atau pengabdi bukan penguasa. Jika Yesus mengambil seorang anak kecil sebagai model yang harus disambut oleh para murid, sebenarnya Yesus ingin menekankan kehadiran-Nya di dalam diri orang-orang sederhana. Seorang anak kecil pun dapat menjadi simbol dari kehadiran-Nya. Jika kita menerima orang-orang lemah, sejatinya kita menerima Yesus. Seringkali kita lalai bahkan abai dalam hal ini.

Sahabat terkasih,

Setiap orang pasti memiliki  keinginan, cita-cita bahkan ambisi dalam hidup. Yang terpenting adalah cita-cita dan ambisi itu semata-mata bukan bertujuan untuk kesombongan diri tetapi demi pelayanan yang lebih maksimal. Karenanya, wajib diiringi sikap rendah hati sebagaimana Tuhan kita yang dengan rendah hati menuntaskan pengorbanannya hingga di kayu salib. Sanggupkah Anda? Mari kita memulainya di tengah-tengah keluarga dan lingkungan terdekat kita dan kemudian meluas kepada sesama kita. Selamat hari Minggu dan Berkah Dalem.

Berakit-rakit ke hulu,
berenang-reneng ke tepian.
Yang ingin menjadi terdahulu,
harus rela menjadi terakhir dan belakangan.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah Dalem**Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here