Pelita Hati: 20.04.2022 – Selalu dalam Penyertaan Tuhan

0
789 views

Bacaan: Kis 3:1-10, Lukas 24:13-35

Lalu Ia berkata kepada mereka: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata mereka seorang kepada yang lain: “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka. Kata mereka itu: “Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon.” Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. (Luk. 24:25-27, 30-35)

Sahabat pelita.hati,

KISAH perjalanan dua murid menuju Emaus ini berakhir indah. Mereka yang semula diliputi oleh perasaan kecewa dan gelap hatinya akhirnya mengalami pencerahan hati setelah Tuhan membuka hati mereka melalui sabda-Nya selama di perjalanan dan berpuncak pada peristiwa pemecahan roti di rumah mereka. Mereka menjadi sadar bahwa yang bersama mereka adalah Tuhan Yesus yang telah bangkit dari mati. Mereka pun segera bergegas kembali ke Yerusalem untuk memberitakan peristiwa sukacita  yang dialaminya.

Sahabat terkasih,

Kisah penampakan Yesus kepada dua  murid ini juga menyiratkan tahap-tahap proses beriman.

Pertama, kedua murid itu sedang kecewa karena Yesus yang selama ini sungguh mereka kagumi sebagai seorang Guru yang bertalenta dan penuh kuasa ternyata tak berdaya menghadapi penyaliban keji dan kematian hina.  Wafat-Nya menjadikan gelap hatinya dan meruntuhkan kepercayaanya selama ini.

Kedua, pada saat mereka mengalami kekecewaan, tiba-tiba ada kabar bahwa beberapa perempuan mendapati kubur-Nya kosong dan beredar kabar jika Ia hidup walau pun mereka tidak melihat Tuhan. Kabar inilah yang membuat hati kedua murid ini semakin gelap. Maka mereka ingin membebaskan diri dari kegelisahan hatinya dan pulang ke Emaus, kampung halamannya. Karena kekalutan hatinya itulah, mereka tak mampu mengingat kembali pengajaran Tuhan bahwa Mesias harus wafat dan bangkit di hari ketiga. Mereka berdua tak sadar bahwa yang berjalan bersama mereka adalah Tuhan yang selama ini mereka kagumi dan percayai sekaligus yang menggelisahkan hati.

Ketiga, mata dan pikiran mereka baru terbuka ketika Tuhan mengucap berkat dan memecah-mecahkan roti di rumah mereka. Mereka baru sadar bahwa yang berjalan bersama mereka adalah Tuhan yang sudah bangkit.

Keempat, mereka tak tahan untuk menyimpan pengalaman sukacita itu. Segera mereka bergegas ke kota memjumpai para rasul dan bersaksi tentang peristiwa yang mereka alami.

Sahabat terkasih,

Kekalutan hati menyebabkan kita tak mampu melihat dengan jernih dan terang berderang terhadap peristiwa hidup yang kita hadapi, bahkan sulit untuk menyadari kehadiran Tuhan. Dibutuhkan hati yang bersih dan jernih  agar dapat melihat serta merasakan kebersamaan dengan Tuhan. Semoga kita dapat bercermin dan belajar dari kisah dua murid ini. Tuhan ada bersama kita, Tuhan ada di dekat kita, Tuhan selalu menyertai perjalanan dan peziarahan hidup kita. Tetap semangat dan berkah Dalem.

Dua murid berjalan beriringan,
bergegas pulang ke kampung halaman.
Semoga paskah kebangkitan Tuhan,
menjadikan kita makin teguh beriman.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah Dalem**Rm.Istata

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here