Bacaan: Kisah Rasul 15:22-31, Yohanes 15:12-17
Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”
Sahabat pelita hati,
TAK terbantahkan bahwa Allah mengasihi manusia dan dunia dengan amat istimewa. Ia telah menganugerahkan anak tunggal-Nya dengan kasih dan pengorbanan total hingga wafat di kayu salib. Karena kasih-Nya yang begitu besar kita pun dipanggil dan diutus untuk mewujudnyatakan kasih itu kepada sesama dengan sekuat tenaga dan seluruh kemampuan kita. Semua orang beriman, tanpa kecuali, dipanggil untuk hidup saling mengasihi dengan menjadikan kasih-Nya sebagai patokan untuk bertindak, yaitu rela memberikan nyawa untuk sahabat-sahabat atau saudara-saudari kita. Nyawa tidak selalu diartikan dengan kematian tetapi semangat dan kehendak untuk mempersembahkan seluruh perhatian kita kepada saudara-saudari kita, terlebih yang lemah, kecil dan menderita. Karenanya setiap menjelang tutup hari kita perlu bertanya diri: apakah aku sudah mengasihi di hari ini?
Sahabat terkasih,
Sadar bahwa Allah lebih dahulu mengasihi kita dengan berbagai rahmat yang kita terima, maka kita pun wajib menebarkan dan menyebarkan kasih itu kepada sesama. Perhatian kepada sesama yang berkekurangan dan menderita merupakan bentuk ungkapan kasih kita juga kepada-Nya. Marilah kita tebarkan.perbuatan kasih itu kepada sesama kita. Berkah Dalem.
Kampung Rambutan kampung Melayu, indahnya Jakarta di masa lalu. Bukan kamu yang memilih Aku. tetapi Akulah yang memilih kamu.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem**Rm.Istata
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)