Sahabat pelita hati,
PELITA sabda hari ini adalah bagian akhir dari “Kotbah di Bukit” dengan judul “Yesus dan Hukum Taurat.” Sebuah ajaran radikal tetapi sekaligus menjadi puncak dari model hidup bersesama. Tidak hanya mengasihi sesama yang mengasihinya tetapi berani mengasihi musuh atau yang membencinya. Dan pastinya ajaran Yesus ini berbeda atau bertentangan dengan aruran dan hukum Yahudi pada waktu itu. Mereka menganut aturan yang menyatakan bahwa yang disebut saudara adalah sebangsa atau seagama sedangkan di luar Yahudi atau non Yahudi mereka anggap kafir dan musuh. Ajaran kasih Yesus itu bersumber pada kasih Allah yang tetap menerbitkan matahari bagi orang baik maupun orang jahat. Kebaikan Tuhan tidak pilih-pilih.
Sahabat terkasih,
kini kita pun harus mewarisi dan menghidupi ajaran kasih itu. Jika sekarang ini kita masih sering menyimpan dengki kepada orang yang pernah melukai hati, mari kita mulai belajar untuk mendoakannya. Setidaknya, kita ingin membebaskan rasa dendam yang selama ini membebani hati kita. Tetap dan terus semangat menjadi pribadi yang rendah hati.
Hati rindu untuk bertemu, setelah lama berpisah darimu. Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoa bagi yang menganiaya kamu.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
2Kor. 8: 1-9
Matius 5:43-48
Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” (Mat.5:43-48)