Pelita Hati: 20.07.2020 – Beriman bukan karena Tanda atau Bukti

0
442 views

Bacaan Matius 12:38-42

Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: “Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu.” Tetapi jawab-Nya kepada mereka: “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus! (Mat.12:38-41)

Sahabat pelita hati,

PELITA sabda hari ini berkisah  tentang permintaan orang-orang Farisi dan ahli Taurat kepada Yesus agar mengerjakan mujizat sebagai tanda atau bukti bahwa Ia adalah utusan Allah. Namun Tuhan tak pernah mau melakukannnya dan menanggapi permintaan mereka. Yesus menegaskan bahwa menghayati iman itu bukan berdasar tanda atau bukti terapi sebuah kesediaan hati untuk percaya kepada Tuhan.  Karenanya, Tuhan menyebut orang-orang Farisi dan ahli Taurat sebagai angkatan yang jahat karena meminta tanda. Mengapa? Karena mereka sebenarnya ingin mencobai Tuhan alias meragukan Yesus. Padahal mereka selalu menyaksikan karya-karya Yesus dengan beragam mujizat dan tanda-tanda heran yang menyatakan bahwa  Dia adalah tanda agung Allah. Namun mereka tak percaya dan tak mengakui Yesus sebagai Mesias. Maka Tuhan menyejajarkan mereka dengan orang-orang Ninive, sama-sama orang jahat namun orang-orang Ninive lebih berharga di mata Tuhan karena mereka percaya dan bertobat setelah menyaksikan tanda dari nabi Yunus.

Sahabat pelita hati,

Sabda ini sejatinya mengajak kita untuk berefleksi: apakah kita yang mengaku sebagai pengikut Kristus sungguh percaya kepada-Nya dengan sepenuh hati dan segenap jiwa? Atau kita terkadang juga meragukan Tuhan dan kurang percaya kepada-Nya? Semoga kita semakin menaruhkan kepercayaan kita kepada-Nya. Inilah iman yang sejati.

Hidup adalah pilihan,
harus diperjuangkan.
Mampukan kami ya Tuhan,
untuk setia menghayati iman.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah Dalem Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here