Bacaan: Kel. 14:21-15:1;Matius 12:46-50
Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu, ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. Maka seorang berkata kepada-Nya: “Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau.” Tetapi jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita itu kepada-Nya: “Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?” Lalu kata-Nya, sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya: “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.”
Sahabat pelita hati,
“SEBAB siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.” Inilah jawaban pamungkas Yesus terhadap orang-orang yang mengabarkan bahwa ibu Maria dan saudara-saudaranya ada di luar dan ingin menjumpai-Nya. Jawaban Tuhan ini terasa aneh, namun di balik jawaban ini ada satu pewartaan yang pokok dan penting. Ia ingin memberi cakrawala baru tentang relasi sejati persaudaraan dengan Yesus.
Sahabat terkasih,
Tuhan memberi pemahaman baru tentang hakekat ikatan persaudaraan keluarga dalam kaca mata iman kristiani. Dasarnya adalah melakukan kehendak Bapa. Yang disebut sebagai saudara, saudari dan ibu Yesus adalah orang yang mendengar sabda dan melakukannya secara nyata di dalam hidup sehari-hari. Pernyataan Tuhan ini mengundang kita untuknbertanya: apakah saya telah melakukan kehendak-Nya, atau justru sering lari dari kehendak Tuhan? Kehendak Tuhan adalah melakukan kebaikan dan menjaga agar yang telah diciptakan baik tetap baik adanya.
Sahabat terkasih,
Ketika kita melaksanakan tugas dan pekerjaan secara bertanggungjawab sejatinya kita sedang melaksanakan kehendak-Nya. Ketika kita berusaha secara bertanggungjawab menjadi pendamping dan pendidik anak di dalam keluarga sejatinya kita pun sedang melaksanakan kehendak-Nya. Pendek kata selagi kita sedang melaksanakan hidup dalam kebaikan sejatinya kita sedang melaksanakan kehendak-Nya. Marilah kita berlomba untuk setia melaksanakan kehendak-Nya agar kita pantas diaebut sebagai saudara dan saudari Tuhan. Tidak harus melakukan hal-hal yang besar dan spektakuler tetapi cukuplah melakukan tugas hidup harian dengan cinta yang besar. Tetap semangat.
Jaga jarak tak boleh lupa, jabat tangan sudah tak laku. Siapa pun yang melakukan kehendak Bapa, dialah saudara-Ku, dialah ibu-Ku.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem Rm.Istata
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)