Pelita Hati: 20.09.2020 – Iri hatikah Kamu, jika Aku Murah Hati?

0
789 views

Bacaan Matius 20:1-16

Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.” (Mat. 20:13-16)

Sahabat pelita hati, 

JIKA membaca sekilas atau sepintas begitu saja perumpamaan ini banyak yang menilai  pemilik kebun anggir ini sangat tidak adil. Apa sebab? Karena pemilik kebun anggur ini memberi upah sama baik kepada pekerja yang datang paling awal (seharian bekerja) maupun yang datang paling akhir (hanya satu jam bekerja), yakni satu dinar. Namun jika kita baca  dengan seksama ternyata  si pemilik kebun anggur tidak melakukan kesalahan apa pun. Kesepakatannya adalah upah bekerja sehari adalah satu dinar dan itu telah diterima sesuai haknya oleh  yang bekerja seharian. Jika akhirnya yang datang terakhir dan hanya bekerja satu jam mendapat upah satu dinar ini semata-mata karena kebaikan dan kemurahan hati sang pemilik kebun anggur. Pemilik kebun anggur yang adalah Tuhan sendiri itu bebas menggunakan kebaikan-Nya untuk siapa pun juga.

Sahabat terkasih,

Perumpamaan ini membawa kita pada pertamyaan: apakah kita juga memiliki rasa iri terhadap kebaikan Tuhan yang diterima sesama kita? Harus diakui, terkadang kita pun sering bersikap sama seperti para pekerja kebun anggur itu. Mudah iri terhadap orang lain yang mendapat kemudahan atau keberhasilan. Marilah kita belajar “bukan” untuk mempermasalahkan sesama apalagi Tuhan tetapi fokus terhadap apa yang kita kerjakan dan tanggungjawab yang kita emban. Tuhan memiliki kebebasan untuk memberikan rahmat-Nya kepada siapa pun. Yang dibutuhkan dari kita adalah sikap menengadah dan berpasrah terhadap kehendak-Nya serta melakukan apa yang menjadi kewajiban dan tanggungjawab kita. 

Terjalnya bukit akan kudaki,
demi sekuntum buanga melati.
Jauhi sikap iri dengki,
belajarlah untuk bermurah hati.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah Dalem Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here