Pelita Hati: 20.09.2022 – Mendengarkan Firman dan Melakukan

0
671 views

Bacaan: Amsal 21:1-6.10-13, Lukas 8:19-21

Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepada-Nya, tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. Orang memberitahukan kepada-Nya: “Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau.” Tetapi Ia menjawab mereka: “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.”

Sahabat pelita hati,

KISAH pelita sabda hari ini sungguh menarik sekaligus menimbulkan tanda tanya. Mengapa Tuhan menjawab dengan kata-kata yang terkesan tak menaruh hormat pada ibu kandungnya bahkan sikapnya terasa tak manusiawi. Yesus berusaha mengingkari dan tak mengakui Maria sebagai ibu yang jelas-jelas melahirkan-Nya. Jawaban Yesus rasanya menusuk hati dan perasaan seorang ibu. Apakah setelah Yesus terkenal dan dikagumi banyak orang lalu lupa terhadap asal-usulnya, orang tuanya yang nota bene berasal dari keluarga sederhana? Tentu saja tidak, bahkan secara tegas harus dikatakan bahwa kesan dan penilaian situ sama sekali tidak benar. Lalu bagaimana pelita sabda hari ini harus dipahami?

Sahabat terkasih,

Sejatinya Yesus sedang menunjukkan perhatian dan penghormatannya kepada Maria ibunda-Nya walau dengan cara yang tidak lazim bagi khalayak. Jika orang kebanyakan menghormati Maria karena ia melahirkan Yesus (ada hubungan darah), Tuhan ingin membuka mata para murid dan khalayak bahwa Maria harus dihormati bukan semata-mata karena memiliki relasi hubungan darah tetapi karena adalah Maria pribadi yang tekun mendengarkan firman Allah dan setia melakukannya. Demikian juga, orang yang pantas disebut sebagai saudara dan saudari Yesus adalah mereka yang tekun mendengarkan sabda-Nya dan setia melaksanakan sabda. 

Sahabat terkasih,

Mencermati pelita sabda hari ini, setidaknya  ada dua pesan keutamaan yang dapat kita renungkan,

Pertama, kita harus meneladan bunda Maria untuk tekun mendengar firman dan siap melaksanakannya agar pantas disebut sebagai saudara dan sahabat-Nya.

Kedua, semoga kita tidak terbiasa menilai orang atas dasar hubungan darah tetapi atas dasar kualitas hidup dan pribadinya. Dari perilaku dan sikap hidupnya kita bisa menilai kualitas orang tersebut. Kita diajak bijak untuk bersikap dan menilai seseorang. Tetap semangat dan Berkah Dalem.

Lebih baik perlahan-lahan,
daripada membahayakan keselamatannya.
Berbahagialah yang mendengarkan sabda Tuhan
dan dengan tekun melaksanakannya.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah Dalem**Rm.Istata

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here