Sahabat pelita hati,
WARTA pelita sabda hari ini sungguh mengagumkan.Bayangkan, ada orang lumpuh yang sudah tigapuluh tahun berbaring di salah satu serambi kolam Bethesda menantikan penyembuhan. Ia sebenarnya percaya jika air dari kolam Bethesta itu bergelombang pada saat itulah penyembuhan akan datang. Namun tak seorang pun ada yang membantunya, sementara banyak orang berhamburan dan berebutan menceburkan diri ke kolam dan mengalami penyembuhan. Sekali lagi, si lumpuh ini tak bisa berbuat apa-apa. Selama 30 tahun ia hanya bisa memandangi air kolam Bethesda dan tentu meratapi nasibnya. Inilah gambaran seorang yang mengalami ketidakberdayaan. Namun benarlah kata-kata ini, “barangsiapa setia hingga pada akhirnya akan memperoleh keselamatan.” Saat Tuhan menyaksikan kesetiaan si lumpuh Ia tergerak hati-Nya dan memerintahkannya untuk berdiri dan mengangkat tilam. Sebuah pemandangan yang tentu saja mengejutkan, bukan saja bagi si lumpuh tetapi juga bagi orang-orang yang melihatnya, apalagi hari itu adalah hari sabat.
Sahabat terkasih,
pelita sabda hari ini memberi inspirasi kepada kita bagaimana harus membangun harapan terhadap karya dan tindakan Tuhan. Kita tak boleh hilang harapan. Yang dibutuhkan adalah kesetiaan kita untuk bertahan dalam pengharapan. Percaya bahwa Tuhan takkan pernah membiarkan kita berjuang sendirian. Dia akan bertindak pada saat yang tepat. Karena Tuhan melihat kesetiaan si lumpuh, tanpa dimohon Tuhan tergerak hati untuk melimpahkan berkat penyembuhan. Sambil membangun semangat tobat, semoga di masa prapaskah ini kita pun semakin percaya bahwa Ia sungguh peduli kepada kita yang setia. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Menikmati indahnya pantai Carita, berkeliling menaiki kuda. Tigapuluh tahun si lumpuh menderita, disembuhkan Tuhan di pinggir kolam Bethesda.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Yehezkiel 47:1-9.12
Yohanes 5:1-3a.5-16
Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem. Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit.
Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: “Maukah engkau sembuh?” Jawab orang sakit itu kepada-Nya: “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.” Kata Yesus kepadanya: “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat. Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu: “Hari ini hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu.” Akan tetapi ia menjawab mereka: “Orang yang telah menyembuhkan aku, Dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Mereka bertanya kepadanya: “Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?” Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu. Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: “Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.” Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat. (Yohanes 5:1-3, 5-16)