Bacaan: Kis.25:13-21, Yoh.21:15-19
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki.” (Yoh 21:18)
Sahabat pelita hati,
MEMBACA pelita sabda hari ini saya ingat peristiwa 25 tahun yang lalu, saat Bapak Kardinal Yulius Darmaatmaja,SJ mengucapkan kata-kata yang sama sambil menyilangkan stola di dada saya sambil mengikatkan tali/singel pada saat upacara pentahbisan imam. Kata-kata itu juga yang selalu diucapkan oleh setiap bapa Uskup pentahbis dalam upacata pentahbisan imam.
Sahabat terkasih,
Sabda Yesus kepada Petrus ini juga mengandung makna tentang arti kedewasaan, baik kedewasaan diri pribadi maupun kedewasaan iman yang menuntut tanggung jawab. Ketika masih muda, remaja apalagi anak-anak kita sejatinya mengalami kebebasan yang sebebas-bebasnya dan miskin tanggungjawab. Artinya tindakan kita tak terikat oleh tanggungjawab atau pihak lain. Namun ketika kita sudah dewasa (apalagi berkeluarga) kita tak mungkin lagi hidup dalam kebebasan yang sebebas-bebasnya karena kita sudah terikat dengan pasangan hidup, anak dan sederet tanggungjawab dalam keluarga, di tempat kerja atau tuntutan hidup lainnya. Kita harus rela diikat dan diatur oleh beragam hal dan berbagai pihak. Itulah makna dari mengulurkan tangan. Demikian juga bagi para imam atau biarawan-biarawati. Mereka pun harus rela mengulurkan tangan dan diikat oleh macam-macam tanggungjawab pelayanan atau pun aturan dalam biara yang mengikat. Apa pun panggilannya, semoga kita dapat mempersembahkan hidup yang terbaik bagi Tuhan dan sesama. Siap mengulurkan tangan untuk pelayanan.
Indah bunga wijaya kusuma, bunga malam nan indah warnanya. Ulurkan tangan pada sesama, dan siap untuk melayaninya. dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem Rm.Istata
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)