Bacaan Matius 6:7-13
Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Mat 6:7.9-13)
KINI kita berjumpa dengan Yesus yang mengajarkan Doa Bapa Kami. Doa ini dikategorikan sebagai doa pokok atau doa dasar sekaligus disebut sebagai Doa Agung karena diajarkan oleh Yesus sendiri dan memuat ajaran yang lengkap.
Doa ini berisi ajakan untuk hidup dalam keutamaan, singkat dan padat tetapi amat lengkap. Sekurangnya saya menemukan tiga (3) ajakan, yaitu:
(1) memuji, memuliakan dan mengagungkan nama Tuhan. Sebuah keharusan bagi kita untuk memuliakan nama-Nya karena rahmat-Nya selalu mengalir kepada kita. Apa itu? Yakni hidup dan kehidupan yang kita terima, juga di hari ini. Tuhan mengajarkan kita agar menjadi pribadi yang selalu bersyukur dan tahu bersyukur.
(2) Ajakan untuk hidup sederhana alias tidak serakah, “berilah kami makanan secukupnya”. Di saat dunia dipenuhi oleh kecenderungan untuk berfoya-foya, kita diajak untuk hidup sederhana dan peduli kepada sesama yang menderita dan berkekurangan.
(3) Ajakan untuk mengembangkan keutamaan kasih dan pengampunan, “…ampunilah kami seperti kami juga mengampuni yang bersalah kepada kami”. Kasih dan pengampunan adalah sifat Allah. Ia berlimpah kasih dan pengampunan. Bagi pengikut Kristus, sudah sewajibnya kita mengembangkan kasih dan pengampunan itu alias tak boleh menyimpan dendam apalagi membalaskan dendam itu. Bagaimana jika kita disakiti dan dilukai? Tuhan mengajarkan untuk berdoa bagi yang menganiaya. Kita tak berhak untuk membalas karena menurut rasul Paulus, pembalasan itu menjadi hak Tuhan (bdk. Rm 12:19). Alangkah indahnya jika saling mengampuni. Alangkah indahnya jika kita hidup rukun dan damai.
Sahabat terkasih,
Pada akhirnya, berdoa adalah membangun relasi dan komunikasi dengan Tuhan. Bukan indahnya rumusan dan panjangnya kata-kata yang dipentingkan tetapi sikap hati dan perwujudannya yang diutamakan. Doa adalah ungkapan hati yang dipersembahkan seutuhnya kepada Tuhan. Semoga kita dapat menghayati doa Bapa Kami ini dan mewujudkannya dalam hidup sehari-hari. Ingat… Jangan lupa bersyukur, hidup sederhana dan saling mengampuni.
Jadilah anak pemberani,
bukan anak mami.
Berilah kami rejeki pada hari ini,
dan ampunilah kesalahan kami.
dari Papua dengan Cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)