Bacaan: Ibrani 8:6-13, Markus 3:13-19
Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya. Yesus menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan. Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh, selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.
Sahabat Pelita Hati,
KEDUABELAS rasul atau murid dipilih oleh Yesus dengan beragam latar belakang: ada yang nelayan ada juga dari kalangan pemungut cukai. Mereka pun memiliki beragam karakter, namun semuanya berasal dari kelompok orang-orang sederhana atau bukan berpendidikan tinggi seperti para ahli kitab. Semuanya dipilih tanpa seleksi apalagi diuji. Dengan segala kebijaksanaan dan kebebasan-Nya Yesus memilih murid-murid-Nya. Inilah yang dinamakan misteri dari panggilan Tuhan.
Sahabat terkasih,
Ada yang menarik sekaligus menimbulkan tanda tanya: mengapa Yesus memilih Yudas Iskariot menjadi murid-Nya jika kemudian ia berkhianat? Apakah Yesus salah pilih atau gagal mendidik dan membina salah satu murid-Nya? Jawabnya jelas, Yesus tidak pernah salah pilih apalagi salah didik. Lalu bagaimana keterpilihan Yudas Iskariot harus dijelaskan? Setidaknya dapat dijawab dengan dua (2) alasan:
Pertama, menggenapi Firman dalam Perjanjian Lama bahwa Mesias harus dikhianati oleh orang dekat-Nya: “Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku.” (Mzm. 41:10) Hal ini ditegaskan kembali dalam Yohanes 17:12: “Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.”
Kedua, Pengkhiatan Yudas adalah sebuah pilihan pribadi untuk jalan hidup selanjutnya. Ia memilih jalan yang salah sehingga tak mendapat keselamatan.
Sahabat terkasih,
Bagi kita sekarang yang terpenting adalah menjadi murid Yesus bukan tanpa tantangan dan kesulitan. Dengan menerima baptis tidak otomatis mendapat keselamatan apalagi jika ada pengkhianatan terhadap Tuhan. Karenanya kita harus mengusahakan hidup dalam ketaatan dan kesetiaan. Semoga kita tidak menjadi generasi penerus Yudas di masa kini, tetapi menjadi rasul-rasul-Nya yang berjuang membela kebenaran dan kasih Tuhan dalam hidup sehari-hari sesuai dengan panggilan masing-masing.
Dari Jogja menuju Jakarta, berkereta membawa cinta. Tuhan memanggil dan mengutus kita mewartakan kabar sukacita.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)