Sahabat Pelita Hati,
SALAM seroja, sehat rohani-jasmani. Berkah Dalem.
Merenungkan tabiat para Farisi memang sangat menarik. Mereka suka mengamat-amati Yesus untuk mencari dan menemukan kesalahan agar dapat mempersalahkan-Nya. Sebuah model atau cara hidup yang jauh dari prinsip kekristenan yang mengedepankan kasih, kelembutan dan kerendahan hati.
Biasanya Tuhan membiarkan dan tak menanggapinya. Namun kini Tuhan tidak berdiam diri. Ia dengan tegas menantang mereka dengan pertanyaan dan pernyataan tegas. Dan ternyata orang-orang Farisi tak mampu menjawabnya.
Sahabat terkasih,
Tuhan tak menginginkan kita menjadi generasi Farisi di zaman ini. Selalu menyimpan rasa iri dan dengki. Selalu ingin menjatuhkan sesama terutama yang dianggap saingannya. Inilah yang oleh Tuhan disebut sebagai sikap degil dan dungu. alias kedunguan. Tidak mampu menangkap karya kasih dan kebaikan Tuhan.
Sebaliknya, kita diajak untuk berlomba mempraktekkan hidup dalam kebaikan dan kerendahan hati. Menolong dan peduli kepada sesama adalah panggilan setiap pengikut Tuhan. Daripada sibuk mencari-cari kelemahan orang lain, jauh lebih baik membantu dan meringankan beban sesama. Bukankah hal itu yang dilakukan oleh Tuhan dalam karya pewartaan-Nya?
Semoga kita sungguh mampu menjauhkan diri dari tabiat para Farisi. Berusaha dengan sekuat tenaga membiasakan diri pada sikap rendah hati. Penuh kasih terhadap sesama. Pastilah berkenan di hati Tuhan. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Tunas-tunas mulai bersemi,
harus dirawat dengan kesungguhan hati.
Tuhan Yesus sembuhkanlah kami,
orang buta orang congkak hati.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Ibrani 7:1-3 15-17
Markus 3:1-6
Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: “Mari, berdirilah di tengah!” Kemudian kata-Nya kepada mereka: “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” Tetapi mereka itu diam saja. Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: “Ulurkanlah tanganmu!” Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia. (Markus 3:1-6)