Bacaan: Pengkotbah 1:2-11, Lukas 9:7-9
Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan ia pun merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit. Tetapi Herodes berkata: “Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?” Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus.
Sahabat pelita hati,
PELITA sabda hari ini kembali menampilkan tokoh Herodes. Mari kita coba menyandingkannya dengan Tuhan Yesus dengan karakter yang saling bertolak belakang. Herodes identik dengan sifat kejam, bengis, serakah, menghalalkan segala cara dan haus kuasa. Kisah masa kanak-kanak Yesus diwarnai oleh tampilnya Herodes yang kejam dan bengis. Ketika mendengar berita lahirnya Yesus yang dinubuatkan akan menjadi raja di wilayah Yudea, dengan tipu daya Herodes ingin menghabisinya. Karena gagal maka dengan bengis ia menyuruh para prajuritnya membunuh anak-anak yang berumur dua (2) tahun ke bawah. Herodes di masa Yesus berkarya juga berwatak dama. Ia menggunakan kekuasaannya untuk membunuh Yohanes Pembaptis yang telah mengusik pribadinya karena menegurnya tatkala ia mengambil atau merebut Herodias isteri Philipus saudaranya. Herodes menampilkan diri sebagai penguasa yang anti kritik dan pendendam. Sebaliknya Yesus tampil sebagai seorang guru yang dengan setia berkeliling dari kampung ke kampung, tidak hanya mengajar tetapi juga melakukan beragam mujizat. Banyak orang kecil, lemah, miskin dan terpinggirkan mengalami tindakan kasih-Nya. Kehadiran Yesus pun terdengar oleh Herodes dan menimbulkan rasa cemas karena beredar kabar bahwa Ia adalah Yohanes Pembaptis yang telah bangkit.
Sahabat terkasih,
Herodes cemas dan takut akibat tindakannya. Hatinya tak tenang, dikejar-kejar rasa bersalah akibat perbuatan di masa lalunya yakni membunuh Yohanes Pembaptis dengan memenggal kepalanya. Semoga kita mampu mengendalikan hati agar terhindar dari tindakan keji dan semena-mena. Dengan bijak menerima masukan dan kritikan serta bijak pula mengambil keputusan dan tindakan. Tetap semangat untuk menjadikan hati sebagai sumber bertindak dengan bijak. Berkah Dalem.
Jika ingin menikmati Salak, jangan lupa datang ke Sleman. Bijaklah dalam bersikap dan bertindak, jauhkan sikap amarah dan mendendam.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem**Rm.Istata
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)