Sahabat pelita hati,
HARI ini kita merenungkan perumpamaan tentang mina yang memiliki kesamaan dengan perumpamaan tentang talenta dalam Matius 25:14-30. Intinya, Tuhan menghendaki agar kita memiliki tanggungjawab terhadap anugerah kehidupan yang kita terima. Tuhan tidak pertama-tama menuntut hasil yang spektakuler tetapi agar memiliki semangat dan daya juang dalam hidup, tidak mudah menyerah dan putus asa. Ia amat menghargai setiap usaha dan jerih payah kita, bukan pertama-tama hasil akhirnya.
Sahabat terkasih,
Kemudian, apa maksudnya, “setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya”? Kini Yesus berbicara soal kepercayaan. Orang yang sungguh dapat dipercaya tentunya akan mendapatkan tanggungjawab yang lebih besar, sebaliknya orang yang tak dapat dipercaya, ia takkan mendapatkan tanggungjawab apa pun. Kualitas hidup beriman kita amat ditentukan oleh sejauh mana hidup dan iman kita sungguh dapat dipertanggungjawabkan. Sejauh mana cara hidup kita sungguh menampakkan hidup yang berbuah. Maka, marilah kita bertanya diri: apakah hidup kita sungguh dapat dipertanggungjawabkan? Apakah kita telah memanfaatkan dengan sebaik-baiknya kepercayaan yang Tuhan berikan? Jika belum, kini saatnya untuk memulai kembali membangun hidup yang dapat menghasilkan buah-buah kebaikan. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Sinar mentari di pagi hari, menerangi dunia alam ciptaan-Nya. Yang mempunyai, kepadanya akan diberi, yang tidak mempunyai akan diambil semua yang ada padanya.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
2Mak.7:1.20-31
Lukas 19:11-28
Untuk mereka yang mendengarkan Dia di situ, Yesus melanjutkan perkataan-Nya dengan suatu perumpamaan, sebab Ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa Kerajaan Allah akan segera kelihatan. Maka Ia berkata: “Ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja di situ dan setelah itu baru kembali.
Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali. Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan: Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami. Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah ia dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing. Orang yang pertama datang dan berkata: Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina. Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota. Datanglah yang kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina. Katanya kepada orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota.
Dan hamba yang ketiga datang dan berkata: Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan. Sebab aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur. Katanya kepada orang itu: Hai hamba yang jahat, aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu bahwa aku adalah orang yang keras, yang mengambil apa yang tidak pernah aku taruh dan menuai apa yang tidak aku tabur. Jika demikian, mengapa uangku itu tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya. Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ: Ambillah mina yang satu itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu. Kata mereka kepadanya: Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina. Jawabnya: Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya. Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku.” Dan setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem. (Luk 19:11-28)