Pelita Hati: 23.02.2019 – Bahagia Dekat Dengan-Nya

0
1,151 views

Bacaan Markus 9:2-13

Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus: “Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorang pun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri. (Mrk.9:2-8)

Sahabat pelita hati,

CAHAYA kemuliaan yang memancar dari wajah Yesus menegaskan bahwa di balik peristiwa yang menyedihkan yang akan dialami Yesus (penyaliban), akan datang kemenangan, kemuliaan. Mengapa ada sosok Musa dan Elia? Musa mengingatkan kita tentang Hukum dan Perjanjian yang diberikan Allah kepada umat-Nya. Musa juga yang membawa umat Allah keluar dari Mesir menuju ‘tanah perjanjian’. Yesus adalah “Musa Baru” yang membebaskan manusia dari cengkeraman dosa dan menuju kepada keselamatan kekal. Sedangkan sosok Elia mengingatkan pada pembaharuan Perjanjian ketika umat Israel berpaling dari Allah dan Allah tetap setia pada janji-Nya. Elia tidak mengalami kematian, ia diangkat ke sorga oleh Allah. Hal ini memberikan gambaran bahwa Yesuslah yang membawa hidup kekal bagi umat-Nya. Ia adalah penebus sekaligus penyelamat yang membawa manusia menuju  sorga abadi.

Sahabat terkasih,

Peristiwa transfigurasi ini merupakan penyingkapan jati diri Kristus sebagai anak Allah. Kini Yesus sudah dimuliakan di surga, namun Tuhan berjanji akan selalu hadir jika dua atau tiga orang berkumpul atas nama-Nya. Apakah kita juga memiliki kerinduan yang dalam seperti Petrus, untuk selalu dekat dengan Yesus? Membaca dan merenungkan pelita sabda-Nya adalah salah satu cara bagi kita untuk dekat dengan Tuhan. Namun itu tidak cukup. Harus berlanjut dengan sikap hidup yang mengasihi sesama sebagaimana Dia juga dekat dengan orang-orang kecil dan menderita.

Melayang layang si burung Nuri,
hinggap di ranting pohon kenari.
Kasih sayang-Nya tulus dan murni,
selalu melimpah setiap hari.

dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here