Sahabat pelita.hati,
SALAM seroja, sehat rohani-jasmani. Berkah Dalem. Kini kita berjumpa dengan kisah penampakan Yesus kepada dua murid Emaus. Penampakan Yesus kepada dua orang murid ini dapat kita maknai sebagai tahapan dalam proses beriman.
Awalnya, kedua murid itu sangat kecewa karena Yesus benar-benar wafat. Wafat-Nya menjadikan gelap hatinya dan meruntuhkan kepercayaanya selama ini. Kemudian mereka mendengar kabar bahwa beberapa perempuan mendapati kubur-Nya kosong. Beredar cerita jika Ia hidup walau pun mereka tidak melihat Tuhan. Kabar inilah yang membuat hati kedua murid ini semakin kalap. Mereka pun pulang kampung ke Emaus.
Dalam perjalanan sebenarya Tuhan Yesus membersamai mereka. Karena kekalutan hatinya, mereka tak mampu melihat bahwa yang berjalan bersama mereka adalah Tuhan. Akhirnya, mata dan pikiran mereka terbuka ketika Tuhan mengucap berkat dan memecah-mecahkan roti di rumah mereka. Mereka baru sadar bahwa yang berjalan bersama mereka adalah Tuhan yang sudah bangkit.
Seperti Maria Magdalena, mereka tak sabar untuk menceritakan pengalamannya kepada para murid lainnya. Karenanya, segera bergegas ke kota menjumpai para rasul dan bersaksi akan pengalaman indahnya.
Sahabat terkasih,
pengalaman kedua orang murid Emaus ini menyadarkan kita bahwa Tuhan selalu ada bersama kita. Kekalutan hati kitalah yang menghalangi kita merasakan bahwa Tuhan ada di dekat kita. Dibutuhkan hati yang bersih dan jernih agar dapat melihat serta merasakan kebersamaan dengan Tuhan. Semoga buah dari perayaan paskah kali ini semakin menjernihkan mata hati kita agar dapat merasakan kehadiran Tuhan dalam setiap peristiwa hidup. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Betapa indah hutan gunung dan lautan,
Indonesia berlimpah kekayaan alam.
Dua orang murid Emaus diliputi kekalutan,
tak mampu merasakan kehadiran Tuhan.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Kisah Rasul 3:1-10
Lukas 24:13-35
Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia. Yesus berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?” Maka berhentilah mereka dengan muka muram. Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: “Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?” Kata-Nya kepada mereka: “Apakah itu?” Jawab mereka: “Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup. Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat.” Lalu Ia berkata kepada mereka: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: “Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.” Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata mereka seorang kepada yang lain: “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka. Kata mereka itu: “Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon.” Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. (Lukas 24:13-35)