Bacaan Matius 6:24-34
Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. (Mat 6:25.33-34)
SALAH satu hal yang menghantui hidup manusia adalah rasa kuatir. Apakah salah? Tentu saja tidak. Namun orang yang selalu kuatir akan hidupnya, masa depannya dan akan banyak hal mencerminkan sikap yang tak memperhitungan Tuhan dalam hidupnya. Nasehat bijak mengatakan, orang yang selalu kuatir akan hidupnya adalah orang yang berusaha memindahkan beban di bahu Tuhan dan meletakkan pada bahu manusia yang rapuh dan lemah. Pada saat ini sejatinya manusia sedang memaksa diri mengandalkan kekuatannya yang sejatinya rapuh dan lemah, seperti pasak yang ditimpakan pada tiang-tiang yang sangat kecil, akan roboh. Pelita sabda Tuhan hari ini menegaskan bahwa sejatinya Allah selalu menjaga, menopang dan menjamin hidup manusia. Ia takkan kehabisan kekuatan untuk menopang beban hidup manusia. Yang dibutuhkan adalah sikap berserah diri kepada Tuhan, terutama pada saat kita lemah tak berdaya. Di sinilah kerendahan hati harus mendapatkan tempatnya.
Sahabat-sahabat terkasih,
Apakah hari-hari ini kita sedang merasa letih memikul beban kehidupan? Apakah kita juga sedang dilanda rasa kuatir terhadap perjuangan dan pergumulan hidup? Mengawali hari ini marilah kita datang kepada Tuhan dan bersimpuh di hadapan-Nya sambil mempersembahkan seluruh hidup dan pergolakan hati kita kepada-Nya. Percayalah Tuhan akan memelihara hidup kita.
Jika berkenan berilah saran,
demi kebaikan di masa depan.
Kepada Tuhan kita serahkan kekuatiran,
Percayalah Dia kan beri kekuatan.
dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)