Bacaan: 1Tes. 1:2b-5,8b-10;Matius 23:13-22
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat. (Mat.23:13-14)
Sahabat pelita.hati,
PELITA sabda hari ini berisi tentang kecaman Yesus terhadap orang-orang Farisi dan ahli Taurat yang oleh Tuhan disebut sebagai orang-orang munafik. Dan kepada mereka juga Tuhan mengecamnya sebagai orang-orang bodoh dan buta. Mengapa demikian? Ternyata orang-orang Farisi dan ahli Taurat itu dinilai oleh Tuhan suka menghalang-halangi orang yang ingin menuju kerajaan surga alias menuju keselamatan. Mereka juga senang “menelan rumah janda-janda” alias merugikan orang-orang lemah dan mengelabuhinya dengan doa yang panjang-panjang. Mereka sangat materialistis karena tidak mau bersumpah demi bait Allah tetapi sangat bersemangat bersumpah demi emas bait Allah. Kemunafikannya terletak tidak satu dan padunya antara kata dan perbuatan. Doa dipakai sebagai sarana untuk mengelabui orang.
Sahabat terkasih,
Kecaman terhadap orang-orang Farisi dan para ahli Taurat sekaligus menjadi pengingat.bagi para murid dan pengikut-Nya agar tidak meniru perilaku mereka. Singkatnya, jangan kita menjadi munafik dalam hidup. Orang yang lemah dan tidak punya tempat untuk bergantung, -sebagaimana dilukiskan seperti para janda,- harus ditopang, didukung, ditolong dan diringankan bebannya. Hidup kita janganlah menjadi hidup yang “seolah-olah” tetapi hidup yang sungguh bermakna dan berdayaguna bagi sesama. Doa dan ibadah kita harus mewujud dalam tindakan kasih kepada sesama. Semoga kita tidak menjadi penghalang bagi orang-orang yang ingin menuju kepada Tuhan tetapi justru menuntun mereka kepada kebenaran. Tetaplah menebarkan kebaikan demi kebaikan. Itulah tipe pribadi yang sungguh beriman.
Menghijau indah pohon di hutan, menambah asri panorama alam. Satukan kata dan perbuatan, janganlah hidup dengan kemunafikan
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem**Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)