Bacaan: Rm. 8:1-11, Lukas 13:1-9
Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. Yesus menjawab mereka: “Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. Atau sangkamu ke delapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.” (Luk. 13:1-5 )
Sahabat pelita hati,
DALAM dunia Perjanjian Lama sangat diyakini bahwa penderitaan dan musibah sering dikaitkan dengan dosa. Dengan kata lain, adanya derita, sakit dan bencana merupakan akibat dari dosa. Lalu bagaimana pandangan Yesus? Pelita sabda hari ini mengisahkan orang-orang Yahudi yang membawa kabar kepada Yesus tentang orang-orang yang mati secara mengenaskan karena dibantai oleh Pilatus. Orang-orang itu menganggap mereka yang mati tersebut diakibatkan oleh dosa-dosa mereka. Pandangan ini sekaligus mau mendudukkan diri mereka merasa lebih tinggi dan lebih dari mereka yang menjadi korban. Dengan tegas Tuhan mengatakan bahwa siapa pun orangnya akan mengalami binasa jika tidak bertobat. Hanya pertobatan lah yang menjadikan orang pantas diselamatkan. Maka peristiwa derita dan bencana memacu kita untuk membangun sikap pertobatan terus-menerus alias memperbaharui diri dengan beragam ungkapan dan perwujudan iman.
Sahabat terkasih,
Walau sudah melandai, namun kita masih ada dalam situasi pandemi covid-19 yang membuat banyak mengalami berbagai macam dampak. Ada begitu banyak yang meninggal, ada yang kehilangan pekerjaan, hidup harus berjarak dan tak mudah untuk berjumpa. Inilah peristiwa alam yang membawa kita pada satu kesadaran bahwa kita adalah makhluk lemah dan tak berdaya yang harus menggantungkan harapan kita pada Tuhan. Pandemi covid-19 bukanlah hukuman dosa tetapi peristiwa yang memacu kita untuk selalu waspada, menjaga diri dan hati serta berperilaku hidup sehat. Inilah sebentuk wujud nyata bahwa kita sungguh bertobat.
Jaga diri dan jaga harkat, cara menjadi pribadi bermartabat Agar kita berlimpah berkat, pantaskan hati dengan bertobat.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem**Rm.Istata
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)