Bacaan Lukas 1:39-45
Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.”
Sahabat pelita hati,
HARI ini kita memasuki hari Minggu Adventus IV. Pelita sabda hari ini sama persis dengan pelita sabda edisi Jumat, 21 Desember 2018, yakni kisah perjumpaan dua orang perempuan istimewa yang rendah hati dan sarat keutamaan, Maria dan Elisabeth. Kita renungkan kembali keutamaan dua perempuan sederhana ini agar dapat menyempurnakan persiapan hati kita untuk merayakan Natal kelahiran Tuhan.
Sahabat terkasih,
Pasti Anda masih disibukkan oleh macam ragam persiapan untuk merayakan natal Tuhan. Ada yang sibuk dengan latihan koor; ada yang sibuk mempersiapkan bunga dan dekorasi untuk memperindah altar dan gereja; ada pula yang harus mempersiapkan panduan liturgi maupun mengurus tenda, koordinasi keamanan dan lain-lainnya. Itu kesibukan kita yang tentu kita lakukan dengan penuh gembira dan sukacita. Semua dari kita pasti berharap agar perayaan natal kelahiran Tuhan dapat berlangsung dengan meriah dan penuh kesan. Yang mendapat tugas sebagai ketua panitia maupun penangungjawab lainnya pasti telah menyediakan waktu ekstra demi mematangkan seluruh rencana dan persiapan perayaan natal. Semua itu adalah baik dan teramat baik. Namun jangan lupa satu hal yang tak boleh dilupakan: sudahkah aku mempersiapkan hati dan memantaskan hati? Sudahkah aku menyambut sakramen tobat pribadi sebagai satu-satunya cara untuk membersihkan dosa dan memantaskan hati? Jika sudah, apakah aku juga peduli terhadap sesama kita yang kurang beruntung dan perlu kita sapa dengan penuh cinta? Bunda Maria memberikan contoh bagaimana harus meninggalkan tempat tinggalnya demi sapaan cinta bagi Elisabeth saudarinya. Kunjungan dan sapaan Maria sungguh mendatangkan berkah dan kegembiraan bagi Elisabeth serta anak yang ada di kandungannya. Marilah kita sempurnakan persiapan hati kita agar Natal yang akan kita rayakan mendatangkan berkah melimpah ruah.
Di Jakarta ada Persija,
di Malang ada Arema.
Bunda Maria sungguh bersahaja,
hidupnya menjadi berkah bagi sesama.
dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)