Sahabat pelita hati,
SALAM seroja, sehat rohani dan jasmani.
Hari ini kita mengawali Pekan Suci atau Minggu Sengsara yang dibuka dengan perayaan Minggu Palma atau Minggu Daun. Sabda yang kita renungkan ini merupakan bacaan Injil yang dibacakan pada saat pemberkatan palma, yang biasanya diadakan di luar Gereja sebelum berarak memasuki Gereja sebagai lambang kota Yerusalem.
Sahabat terkasih,
Injil mengisahkan Yesus yang diarak sebagai raja, namun bukan Raja yang mengumbar kuasa tetapi Raja Damai yang melayani dengan rendah hati. Ada dua simbol yang dipakai dalam peristiwa ini, yakni daun palma dan keledai. Daun palma merupakan simbol kemenangan, kejayaan dan kegembiraan. Daun palma itu kemudian dipasang di salib sebagai tanda kemenangan Kristus Raja yang jaya dengan pengorbanan salib-Nya. Karenanya, setiap kali memandang salib berdaun palma kita diingatkan akan pengurbanan Tuhan melalui salib-Nya.
Sahabat terkasih,
Selain daun Palma juga ada keledai. Mengapa Tuhan memilih keledai bukan kuda? Kuda identik dengan kekuatan dan sarana perang dengan pasukan berkudanya. Sementara keledai atau kuda beban adalah simbul kesederhanaan, kerendahan hati dan perdamaian. Memang, tidak dapat berlari kencang tetapi ia sangat kuat memikul beban. Yesus memasuki kota Yerusalem menaiki keledai sebagai lambang bahwa Ia siap memikul beban dosa manusia dengan sengsara dan wafat-Nya. Itulah pengorbanan paripurna sebagai puncak karya penebusan-Nya. Semoga kita tidak menyia-nyiakan pengurbanan-Nya dan mencontoh Tuhan yang dengan rendah hati rela berkorban untuk memikul dan meringankan beban sesama. Selamat memasuki pekan suci, Minggu sengsara. Berkah Dalem.
Ini kisah sang Prabu Rama, dan Dewi Sinta yang cantik jelita. Hari ini hari Minggu Palma, menyambut Sang Raja yang rela menderita.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Markus 11:1-10
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem, dekat Betfage dan Betania yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: “Pergilah ke kampung yang di depanmu itu. Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera menemukan seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskan keledai itu dan bawalah ke mari. Dan jika ada orang mengatakan kepadamu: Mengapa kamu lakukan itu, jawablah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya ke sini.” Mereka pun pergi, dan menemukan seekor keledai muda tertambat di depan pintu di luar, di pinggir jalan, lalu melepaskannya. Dan beberapa orang yang ada di situ berkata kepada mereka: “Apa maksudnya kamu melepaskan keledai itu?” Lalu mereka menjawab seperti yang sudah dikatakan Yesus. Maka orang-orang itu membiarkan mereka. Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya. Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang. Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!” (Mrk 11:1-10)