Sahabat pelita hati,
SALAM seroja, sehat rohani-jasmani. Berkah Dalem.
Pelita sabda hari ini berkisah tentang perumpamaan seorang penabur sebagaimana dikisahkan oleh penginjil Matius. Ada beberapa kondisi tanah yang beragam dan mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya benih. Ini mengingatkan kita bahwa ada beragam tanggapan manusia terhadap ‘benih’ atau sabda keutamaan yang diwartakan Tuhan. Benih yang jatuh di pinggir jalan berarti mendengar tetapi tidak mengerti. Jatuh di tanah yang berbatu-batu berarti mendengar tetapi tidak berakar. Yang jatuh di tengah semak duri berarti mendengar tetapi tidak berbuah dan yang jatuh di tanah baik berarti mendengar dan mengerti sehingga menghasilkan buah berlimpah.
Perumpamaan ini memberi pesan utama agar kita dapat memerankan sebagai tanah yang baik. Mendengarkan sabda Tuhan, memeliharanya dan tekun melaksanakannya. Marilah berusaha menjadi menjadi tanah yang baik agar benih keutamaan dan benih kebaikan itu makin tumbuh berkembang dalam diri kita.
Membaca, merenungkan dan mendaratkan pelita sabda ke dalam hati adalah salah satu cara untuk menjadikan hati kita menjadi subur karena benih-benih kebaikan Tuhan itu tumbuh-berkembang. Marilah kita mengarahkan hati kepada Tuhan, siap menerima benih-benih sabda keutamaan-Nya. Semoga hidup kita menghasilkan buah-buah kebaikan yang berlipat-lipat dan berdaya guna bagi sesama. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Hari Rabu bukan hari libur,
hari kerja dan juga sekolah.
Menabur di tanah yang subur,
menuai berkah berlimpah ruah.
Tiap hari konsumsi buah,
niscaya tubuh segar dan sehat.
Benih yang jatuh di tanah yang baik akan berbuah,
ada yang seratus, enampuluh dan tigapuluh kali lipat
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Yer 1:1.4-10
Matius 13:1-9
Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau. Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai. Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: “Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”