Pelita Hati: 25.07.2024 – Menjadi Pelayan dan Pengabdi yang Rendah Hati

0
85 views

Sahabat pelita hati,

SALAM seroja, sehat rohani-jasmani. Berkah Dalem.

Pesan utama pelita sabda hari ini adalah tentang makna sejati dari pelayanan. Diawali dengan kisah seorang ibu yang memintakan ‘kedudukan’ untuk kedua anaknya (Yakobus dan Yohanes), Tuhan mengajarkan tentang makna dan  tanggungjawab seorang pelayan. 

Pertama-tama Tuhan mengingatkan bahwa  pengikut Yesus harus menjauhkan diri dari sikap “tangan besi” alias mengandalkan kuasa. Hidup kristiani harus menjauhkan diri dari sikap ini. Sebaliknya, seorang kristen harus rela menjadi abdi atau pelayan bagi sesama. Tidak mementingkan diri sendiri tetapi harus  mendahulukan orang lain. Tidak mencari pujian dan hormat tetapi rela berkorban dan menjadi pelayan. Kita tidak bicara tentang apa yang didapat tetapi tanggungjawab yang harus kita berikan. Inilah komitmen seorang murid Tuhan, seorang pelayan.

Sahabat terkasih,

Cara dan pola hidup seperti itulah yang harus dihayati  para murid, apa pun tugas dan panggilannya. Seorang imam harus siap menjadi pelayan dan pengabdi umat. Yang hidup berkeluarga harus menjadi pelayan bagi pasangan dan anak-anaknya. Seorang pimpinan harus siap menjadi pelayan bagi seluruh karyawannya. 

Inilah makna kepemimpinan kristiani. Seorang pemimpin adalah pelayan, abdi dan hamba. Dibutuhkan sikap rendah hati. Semoga kita  mampu menjadi pelayan dan pengabdi yang rendah hati. Tetap semangat dan berkah Dalem.

Inilah kisah ibu R.A Kartini,
pejuang emansipasi yang besar jasanya.
Anak Manusia datang bukan untuk dilayani,
melainkan melayani dan memberikan nyawa-Nya.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah DalemSt. Istata Raharjo,Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

————————————————————————————

Bacaan:

2 Korintus 4:7-15

Matius 20:20-28

Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus: “Apa yang kaukehendaki?” Jawabnya: “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya: “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka: “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: “Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Mat 20:25-28)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here