Pelita Hati: 25.11.2023 – Tentang Kebangkitan dan Hidup Kekal

0
577 views

Sahabat pelita hati, 

PELITA sabda hari ini mengisahkan tentang orang Saduki. Kelompok Saduki adalah suatu sekte keagamaan yang kecil, terdiri dari imam-imam yang berpangkat tinggi dan orang-orang bangsawan. Mereka tidak percaya akan kebangkitan, adanya malaikat dan roh (Kisah Rasul 23 :8). Karena tidak mengakui adanya kebangkitan berarti tidak percaya akan kehidupan setelah kematian dan dengan demikian orientasi hidup mereka adalah duniawi dan  serba materi. 

Sahabat terkasih, 

Kepada orang-orang Saduki Yesus menegaskan bahwa persoalan kawin dan mengawinkan yang diangkat oleh orang-orang Saduki  hanya terjadi dalam hidup di dunia yang serba sementara ini. Jawaban ini sekaligus merupakan ajakan bagi kaum Saduki untuk percaya bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang mati. Sekali lagi, orang-orang Saduki sangat bermental materialistis, yang dipikirkan dan diperjuangkan melulu pada hal-hal duniawi atau harta benda. Tanggapan Yesus atas pertanyaan orang-orang Saduki mengingatkan dan mengajak kita untuk sungguh menghayati iman dalam hidup sehari-hari. Beriman antara lain berarti percaya pada Penyelenggaraan Ilahi, Allah yang hidup dan berkarya terus-menerus tanpa kenal batas ruang dan waktu. Dengan kata lain di mana pun dan kapan pun kita senantiasa ada ‘di dalam pelukan Allah’.  Karenanya, apa pun tantangan, hambatan dan masalah yang ada selalu dapat kita hadapi dengan penuh semangat. Singkatnya, Allah kita adalah Allah orang hidup dan orang mati, Allah kekal yang juga dapat mengekalkan hidup kita. 

Sahabat terkasih, 

Mengapa kita perlu hidup baik? Mengapa kita perlu menyisihkan waktu untuk berdoa dan beribadah? Kita yakin ada kehidupan mendatang setelah hidup di dunia ini. Maka marilah kita mengisi hidup dengan beragam kebaikan dan keutamaan agar dapat menjadi bekal indah untuk hidup di kelak kemudian. Tetap semangat dan Berkah Dalem. 

Pergi ke pasar membeli ikan,
tuna bakar untuk sajian makan.
Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan,
tetapi dalam kebangkitan mereka tidak kawin dan dikawinkan.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah DalemSt. Istata Raharjo,Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

————————————————————————————

Bacaan:

1Mak. 6:1-13; 

Lukas 20:27-40

Maka datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: “Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu.  Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua,  dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak. Akhirnya perempuan itu pun mati. Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia.” Jawab Yesus kepada mereka: “Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.” Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata: “Guru, jawab-Mu itu tepat sekali.”  Sebab mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus. (Luk.20:27-40)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here