Bacaan Lukas 10:1-9
Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. (Luk 10:1.3-6)
Sahabat pelita hati,
PELITA sabda hari ini berkisah tentang Yesus yang menunjuk tujuh puluh murid yang lain dan mengutus mereka berdua-dua. Yesus tidak hanya memilih 12 dua rasul tetapi kini memilih dan mengutus 70 murid yang lainnya. Jika dua belas rasul dikaitkan dengan dua belas suku Israel, angka tujuh puluh menyatakan bahwa karya keselamatan meluas ke penjuru dunia, ke luar Israel. Artinya, setiap pengikut Kristus mendapatkan perutusan yang sama, mewartakan damai-sejahtera.
Sahabat terkasih,
Ada beberapa pesan yang harus dihayati oleh setiap utusan-Nya, yakni harus siap menghadapi tantangan (serigala), tak boleh membawa bekal apalagi banyak agar fokus dan konsentrasi perutusannya tak terganggu oleh urusan bekal yang dibawanya dan terakhir adalah agar para murid selalu berinjsiatif untuk menyampajkan damai sejahtera kepada setiap rumah yang dikunjungi. Jika salam atau kebaikan itu diterima maka berkahnya akan tinggal pada mereka, jika tidak berkah itu akan kembali kita dan menumpuk semakin melimpah ruah. Singkat kata, tidak ada kata sia-sia terhadap setiap perbuatan baik walau tidak diterima karena berkahnya akan kembali kepada kita. Maka janganlah berhenti untuk berbuat baik.
Sahabat terkasih,
Pelita sabda hari ini mengingatkan kita untuk bangkit berdiri dan mengencangkan ikat pinggang, siap mewartakan damai sejahtera dan menyatakan kebaikan kepada sesama melalui tugas, tanggungjawab dan panggilan kita masing-masing. Tak perlu memikirkan hal-hal yang besar, cukuplah dengan perbuatan-perbuatan sederhana yang penting sungguh bermakna bagi sesama. Semoga hidup kita sungguh menjadi penghadir damai-sejahtera dan kebaikan bagi sesama. Jangan menunda-nunda, lakukan segera.
Dahulu bernama Polonia,
bandara lama di Sumatera Utara.
Pergilah ke seluruh dunia,
wartakan damai sejahtera.
dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)