Pelita Hati: 26.07.2023 – Tanah Yang Baik, Tanah Yang Subur

0
551 views

Sahabat pelita hati,

PELITA sabda hari ini berkisah tentang perumpaan  seorang penabur. Ada beberapa kondisi tanah  beragam yang mengingatkan kita bahwa ada beragam tanggapan manusia terhadap ‘benih’ atau sabda keutamaan yang diwartakan Tuhan. Benih yang jatuh di pinggir jalan berarti mendengar tetapi tidak mengerti; Jatuh di tanah yang berbatu-batu berarti mendengar tetapi tidak berakar; Yang jatuh di tengah semak duri berarti mendengar tetapi tidak berbuah dan yang jatuh di tanah baik berarti mendengar dan mengerti sehingga menghasilkan buah berlimpah.

Sahabat terkasih,

Marilah berusaha menjadi menjadi tanah yang baik dan subur agar benih keutamaan dan benih kebaikan itu makin tumbuh berkembang dalam diri kita.  Mengawali hari ini, marilah kita arahkan hati kita kepada Tuhan dan siap menerima benih-benih sabda keutamaan agar hidup kita menghasilkan buah-buah kebaikan yang berlipat-lipat dan berdaya guna bagi sesama. Berkah Dalem

Karena kemarin kita libur ,
hari ini harus bekerja lebih semangat.
Jadilah tanah yang subur,
agar menghasilkan buah yang berlipat-lipat.
Burung Kutilang burung Gelatik,
bernyanyi riang melompat-lompat.
Benih yang jatuh di tanah yang baik,
menghasilkan buah yang berlipat-lipat.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah DalemSt. Istata Raharjo,Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

————————————————————————————

Bacaan:

Kel. 16:1-5,9-15;

Matius 13:1-9

Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau. Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai.  Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: “Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!” 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here