Pelita Hati: 27.01.2023 – Tentang Benih dan  Biji Sesawi

0
1,008 views

Sahabat pelita hati,

PELITA sabda hari ini mengisahkan dua perumpamaan tentang  “benih yang tumbuh” dan “biji sesawi”. Pertumbuhan benih tak dapat dipantau pertumbuhannya dari detik atau menit ke menit  namun pastinya selalu bertumbuh dan berkembang. Sedangkan biji sesawi adalah sangat kecil bahkan lebih kecil daripada butiran pasir. Namun yang kecil itu jika ditaburkan di tanah yang baik, disirami dan dirawat pada akhirnya akan dapat bertumbuh menjadi pohon dengan cabang-cabang yang besar dan dapat menjadi tempat bersarang burung-burung di udara. Di sini Tuhan mau menggambarkan bahwa kerajaan Allah itu bertumbuh dan berkembang seperti bji sesawi, mula-mula kecil dan bisa menjadi besar dan bermanfaat bagi yang lainnya.

Sahabat terkasih,

Iman pada dasarnya adalah sebuah potensi, namun tak boleh dibiarkan atau diterlantarkan. Harus dipupuk dan dirawat dengan doa dan firman kasih-Nya. Jika demikian, niscaya akan menjadi kokoh dan kuat serta memiliki daya yang luar biasa. Demikian juga niat dan kehendak baik kita, jika dipupuk dan dirawat akan berkembang dan berdayaguna bagi sesama. Maka marilah kita kembangkan kehendak baik dan perbuatan baik kita kepada sesama. Sekecil apa pun perbuatan baik yang kita taburkan kepada sesama  akan memberi arti dan berdaya guna bagi sesama kita. Karena itu janganlah berhenti untuk berbuat baik walau dalam tindakan kecil dan sederhana. Jika dilakukan setiap hari tentu akan berkembang dan berdayaguna. 

Ini kisah burung Pelikan,
melukai diri agar bisa memberi makan.
Jangan berhenti melakukan kebaikan,
agar  layak di hadapan Tuhan.
Marilah belajar dari biji sesawi,
biji terkecil dan berkembang menjadi besar.
Ya Tuhan mampukan kami,
hidup taat, setia dan sabar.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah Dalem**Rm.Istata

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

————————————————————————————

Bacaan:

Ibrani 10:32-39

(Mrk. 4:26-34)

Lalu kata Yesus: “Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.” Kata-Nya lagi: “Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi.

Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.” Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri. <Mrk.4:26-34>

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here